Namun akhirnya, Simic menyebutkan dua klub luar Indonesia yang mengajukan tawaran kepada dirinya. Dua klub itu adalah Fenerbache (Turki) dan AZ Alkmaar (Belanda).
Kedua pinangan tersebut datang sekitar 8-9 hari yang lalu. "Tapi saya putuskan tetap di Persija," ujar Simic.
Simic pun merasa bangga, di puncak kariernya, dia sempat berdoa, dan akhirnya setidaknya dia masih di Persija dan tinggal di sini (Indonesia) tiga tahun lagi. "Sudah lama saya inginkan, tentu ini sangat menyenangkan," katanya.
Sebelum melanglang ke Indonesia berkiprah di Persija, Marko Simic cuma mencetak 9 gol dari 9 laga di Melaka United.
Statistik juga berbicara, dalam kurun waktu 2006-2017, Simic hanya membobol 25 gol di 8 klub yang berbeda.
Bahkan Simic cuma main satu kali bersama Negeri Sembilan FA pada musim 2016-2017.
Seperti kata peribahasa, kalau jodoh tak kan lari kemana, Simic pun mendarat di Indonesia dan bergabung dengan Persija Jakarta pada 2018.
Membela tim ibukota, Simic berubah menjadi sosok pemain yang membuat keder lawan-lawannya. Di musim perdananya ketika bergabung dengan Bambang Pamungkas dkk, di Liga 1 Simic membobol gawang lawan dengan 17 gol.
Pada musim yang baru saja berakhir, dia dinobatkan menjadi top skorer dengan 28 gol dari 33 pertandingan Shoppee.
Kendati terhalang oleh masalah bahasa, tapi begitu bergabung dengan Bepe dkk, permainan Simic langsung nyetel.
Para pemain Persija yang menjadikan Simic sebagai Target Man, memang tidak disia-siakan begitu saja untuk membobol gawang lawan.