Mohon tunggu...
Rudy W
Rudy W Mohon Tunggu... Lainnya - dibuang sayang

Ngopi dulu ☕

Selanjutnya

Tutup

Raket Pilihan

Luar Biasa, Hendra/Ahsan Ganda Putra Pertama di Dunia yang Meraih Tiga Gelar Bergengsi dalam Setahun

16 Desember 2019   06:44 Diperbarui: 16 Desember 2019   07:42 2153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hendra/Ahsan (breakingnews.co.id)

Turnamen penutup BWF World Tour Finals bukan turnamen sembarangan, turnamen penutup ini hanya diikuti oleh pebulutangkis terbaik dunia dengan minimal berperingkat 8.

Menurunkan tujuh wakil di Guangzhou, Indonesia mendapatkan hasil yang lebih baik ketimbang tahun lalu. Tahun 2018 Indonesia tidak menempatkan satu wakil pun di babak semifinal.

Namun pada tahun 2019, Indonesia menempatkan tiga wakilnya di semifinal.

Setelah Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus dijegal oleh Hiroyuki Endo/Yuta Watanabe di semifinal, Indonesia menempatkan dua wakilnya di final pada laga yang berhadiah total 1,5 juta US dolar ini.

Memasuki final kelimanya pada turnamen BWF tahun ini, Anthony Sinisuka Ginting kembali gagal mencapai juara.

Setelah bertarung selama 86 menit, Ginting menyerah pada Kento Momota dari Jepang dengan skor 21-17, 17-21, dan 21-14.

Kendati hanya runner-up, Ginting tetap bersyukur atas apa yang telah dicapainya.

"Puji Tuhan, saya sudah mengeluarkan seluruh kemampuan saya, pastinya sedih tidak bisa menutup akhir tahun ini dengan baik," kata Ginting.

Sepanjang tahun 2019, peringkat 8 dunia ini hanya bisa mencapai lima final, selain turnamen penutup Guangzhou, juga di Hongkong Terbuka, Cina Terbuka, Australia Terbuka, dan Singapura Terbuka. Semuanya berakhir dengan runner-up.

Sedangkan sang juara, Kento Momota semakin menaikkan prestisenya sebagai pebulutangkis terbaik dunia tahun ini.

Peringkat satu dunia ini masih unggul head to head atas Ginting dengan 11-4.

Sementara di tempat yang sama, Tianhe Gymnasium, Guangzhou, Minggu (15/12/2019), Ganda putra Hendra Setiawan/Muhammad Ahsan bermain luar biasa di final dan keluar sebagai juara turnamen akhir tahun itu.

Hiroyuki Endo/Yuta Watanabe yang menghentikan Kevin/Marcus di semifinal, kali ini harus mengakui kehebatan The Daddies. 

The Daddies menang dua gim langsung dengan skor ketat 24-22 dan 21-19.

Tidak sempat menyaksikan final tunggal putra, saya menyegerakan pulang lebih cepat dari "cari angin" libur Minggu, khusus untuk menyaksikan laga lainnya, ganda putra, lewat layar kaca. Sesampai di rumah, saya langsung menyalakan layar kaca TVRI.

Saat itu, skor antara Hendra/Ahsan dan Endo/Watanabe baru mencapai jeda babak pertama.

Hendra/Ahsan unggul di jeda gim pertama, 11-8 dalam tempo enam menit.

Setelah itu, angka seru susul menyusul, hingga skor mencapai 20-20. Saling memperoleh poin, kedudukan menjadi 22-22 dalam tempo 23 menit. Namun akhirnya Hendra/Ahsan bermain tenang dan tidak panik. The Daddies unggul 23-22.

Pada kedudukan tersebut, Hendra melakukan servis pendek, ganda Jepang membiarkan kok karena sepertinya tidak sampai. 

Hendra meminta challenge. Ternyata, challenge menunjukkan kok sangat tipis menyentuh garis. Masuk!

Hendra/Ahsan pun menutup gim pertama (dalam tempo 24 menit) ini dengan skor 24-22!

Memasuki gim kedua, Hendra/Ahsan tertinggal 7-11 hingga jeda. Hendra/Ahsan bahkan tertinggal hingga 9-14, 10-15.

Namun seperti bangkit dari mimpi, perlahan-lahan Hendra/Ahsan mulai memperkecil ketinggalan, menjadi 17-18.

Sebuah pengembalian kok dari Endo menyangkut di net, Hendra/Ahsan pun akhirnya menyamakan kedudukan 18-18.

Endo gagal menyeberangkan kok, Hendra/Ahsan mulai unggul 19-18.

Setelah match point pada kedudukan 20-19, sebuah smes menyilang yang tidak keras dari Hendra tidak mampu dikembalikan ganda Jepang tersebut.

Hendra/Ahsan pun menutup dengan kemenangan gim kedua ini (dalam tempo 20 menit) dengan skor 21-19! 

Hendra tenang, Ahsan langsung bersujud mencium lapangan. Dan seperti saya, saya yakin penonton Indonesia pun mendesah gembira, begitu pukulan Hendra yang tidak dapat dikembalikan Watanabe.

Smes terakhir dari Hendra tersebut sekaligus memastikan Indonesia membawa pulang satu gelar dari BWF World Tour Finals Guangzhou 2019.

Apa yang dicapai ganda yang dijuluki"The Daddies" itu memang luar biasa.

The Daddies dengan demikian mengoleksi tiga gelar turnamen BWF paling bergengsi pada tahun 2019 ini. Selain yang teranyar, dua gelar lainnya adalah All England dan Kejuaraan Dunia.

Hendra Ahsan pun menciptakan rekor pertemuan superior atas Endo/Watanabe, yaitu 6-2 untuk keunggulan Hendra/Ahsan.

Sepanjang tahun 2019 ini Hendra/Ahsan mencapai prestasi dengan menembus 11 final BWF, juara tiga gelar bergengsi dan satu Super 300.

Luar biasa.

Sepanjang digelarnya turnamen ini, termasuk yang teranyar, wakil Indonesia sudah empat kali merebut gelar juara final BWF (dulu namanya Super Series).

Dua lainnya, diberikan juga dari Hendra/Ahsan pada 2013 dan 2015.

Jadi Hendra/Ahsan sudah tiga kali juara, menyamai rekor yang dicapai ganda Denmark Mathias Boe/Barsten Mogensen pada 2012, 2011, dan 2010.

Satu gelar lagi diraih Kevin/Marcus pada tahun 2017.

Badmintalk menyebutkan Hendra/Ahsan merupakan ganda putra pertama di dunia yang membawa pulang tiga gelar bergengsi dalam setahun.

Hendra/Ahsan juga membawa pulang satu gelar lainnya tahun 2019 ini di ajang Selandia Baru Terbuka berkategori Super 300.

Alhasil, menghadapi Olimpiade Tokyo 2020, para pemain bulutangkis ganda putra dunia harus ekstra waspada terhadap ganda yang berjuluk "The Daddies" ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun