Sejak abad ke 14, telah terjadi hubungan dagang antara suku-suku di Indonesia, seperti Jawa, Sunda, Melayu Palembang, Minangkabau, dan Batak, dengan penduduk lokal wilayah Filipina.
Lingua franca atau bahasa pengantar untuk berhubungan dagang antara suku-suku di Indonesia dengan penduduk lokal Filipina adalah Bahasa Melayu.
Bahasa Melayu yang dipakai oleh orang-orang dari Indonesia ini lantas beradaptasi dengan bahasa lokal di wilayah Filipina.
Kata-kata yang dipakai untuk percakapan sehari-hari dan perhitungan angka (numerik) sering digunakan Bahasa Melayu.
Sehingga adaptasi kata-kata tersebut banyak kesamaan antara Bahasa Indonesia dan Bahasa Filipina, hingga sekarang.
Soehardi yang lantas pergi ke Filipina dengan maksud untuk mengambil gelar doktor ekonomi di University of Southeastern Phillipines dan sekaligus kuliah di Ateneo De Davao University, mengakui dapat fasih berbahasa Mindanao dan Davao hanya dalam waktu tiga bulan semenjak tiba di sana. "Karena banyak kesamaannya," jelas Soehardi.
Oke Ninoy, jadi kita bersaudara, ya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H