Sementara itu, dalam laga nanti, kiper Persita menyatakan siap berjaga-jaga di depan gawang untuk berjibaku meredam serangan-serangan gencar dari Macan Putih.
Pelatih Pendekar Cisadane, Widodo Cahyono Putro, sudah memberi instruksi agar final ini menjadi kenangan yang tiada akan terlupakan, dengan permainan cantik, dengan menunjukkan semua kemampuan skill dan kerjasama antar pemain.
Sedangkan itu bagi Macan Putih, juara Liga 2 akan menorehkan prestasi tersendiri bagi pelatihnya, Budiharjo Thalib.
"Terlanjur basah, kendati tidak menargetkan juara, namun kemenangan akan menjadi prestasi pribadi tersendiri," ujar Thalib.
Melakoni laga final, kiper Pendekar Cisadane, Annas Fitrianto, mempunyai modal optimisme. Dia dkk tidak akan melewatkan begitu saja momen untuk menjadi juara Liga 2 2019.
Pada semifinal, Annas Fitrianto mendapat predikat sebagai pemain terbaik.
Kemenangan timnya 3-2 lewat adu penalti, karena pada drama itu, Annas berhasil menggagalkan dua eksekusi. Annas berhasil menepis dua tendangan algojo Sriwijaya FC, yaitu Zulkifli Syukur dan Ambrizal.
"Modal yakin saja," ujar Annas.
Keberhasilannya menepis dua eksekusi tersebut seakan Dewi Fortuna mengganti rugi karena kurang sipnya keberhasilan dirinya menggagalkan empat tendangan penalti di pekan ke 1-10. Dia tidak satu pun dapat menepis keempat eksekusi tersebut.
Kiper 25 tahun ini pun berharap dia akan mengulangi keberuntungannya seandainya laga final yang berpotensi diakhiri dengan drama adu penalti lagi, seperti di semifinal.
Di lain pihak, Sriwijaya FC menyatakan siap untuk merebut satu jatah tiket tersisa untuk naik kasta.