Mohon tunggu...
Rudy W
Rudy W Mohon Tunggu... Lainnya - dibuang sayang

Ngopi dulu ☕

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

UAS Mengharamkan Catur, Iran pun Pernah tapi Kini Booming

23 November 2019   06:00 Diperbarui: 23 November 2019   06:16 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
UAS Mengharamkan Catur (idntimes.com)

Setelah perbincangan hangat tentang pernyataan Ustaz Abdul Somad yang menyatakan bahwa menonton drama Korea itu adalah haram, pernyataan UAS kini menjadi perbincangan lagi.

Dalam acara mengisi tausiah di Gedung KPK, Selasa (19/11/2019), Ustaz Abdul Somad mengatakan bahwa catur dan dadu itu haram, karena hanya membuang-buang waktu. UAS juga mengatakan catur dan domino haram karena judi.

UAS mengatakan bahwa permainan catur itu hanya membuang-buang waktu saja, mubazir, sehingga melalaikan shalat.

Sebenarnya UAS pernah menjawab pertanyaan dalam tayangan video lama yang diunggah pada 26 Juli 2017.  "Ustaz, apakah boleh main domino?".

UAS lantas menjawab dengan mengutip mazhab Imam Hanafi, "Mazhab Hanafi mengharamkan catur dan dadu karena mubazir waktu," jawab UAS.

Pernyataan UAS yang mengharamkan catur dalam tayangan YouTube tersebut menjadi heboh lagi setelah pendakwah asal Asahan, Sumatera Utara tersebut memberikan pengajian di Gedung KPK, Selasa (19/11/2019).

Tidak sedikit netizen mengecam pernyataan UAS tadi. 

Menurut netizen The Dragon, catur tidak disiapkan buat judi. "Kalau digunakan buat judi, yang salah, ya, orangnya, bukan caturnya. Bila ada lomba menghafal kitab suci, yang kalah harus bayar uang, berarti kitab suci itu haram? Orang dengan cara berpikir seperti itu diangkat jadi ustaz?" ujarnya.

Netizen lain di Twitter merasa keberatan pada pandangan UAS tentang catur di Islam.

"Haram itu ada di otak kita. Jika kita main musik, domino, catur, ngumpul bareng, atau begadang yang melalaikan shalat itu haram...mau gimana, gitu aja mikirnya repot," tulis Ahmad Rafli di Twitternya.

"Catur itu haram bagi mereka yang tidak pernah berpikir tentang strategi," kata akun yang lain.

"Kalau begitu, mereka yang unjuk rasa berjam-jam sampai larut malam, yang merusak fasilitas umum, sehingga lupa shalat, itu haram dong..." tulis netizen lainnya.

Netizen juga ada yang balik menyindir, "Ustaz naik moge (motor gede) jalan-jalan, haram ga?" Seperti diketahui, UAS sering naik moge keliling-keliling.

Yang lain, "Ga usah aneh-aneh ..."

Dalam tayangan YouTube itu, UAS mengatakan catur tidak termasuk cabang olahraga karena mengabaikan shalat.

"Masa bengong saja sampai tiga jam..., kalau soal ketangkasan, banyak yang lain, catur dan dadu sifatnya main," lanjut UAS.

Catur dalam buku"A History of Chess" tulisan David Shenk menyebutkan catur muncul pada abad ke 6 di India, chaturanga, lantas catur sempat begitu populer di era kekhalifahan Islam. 

Kelahiran catur hampir berbarengan dengan Islam, yaitu pada abad ke 6

Permainan catur identik dengan dunia Islam. Saat Muslim berjaya di Arab, kemudian melakukan ekspansi ke Persia (Iran sekarang), Persia ketika itu sudah dimasuki permainan catur yang dibawa dari India.

Catur kemudian menyebar dan berkembang di Eropa Selatan. Catur saat itu menggunakan 100 kotak.

Permainan catur tidak bisa dilepaskan dari peradaban Islam di Arab dan Persia.

Saking populernya, catur waktu itu dianggap sebagai permainan kaum intelektual Muslim.

Lantas apa tanggapan Menteri Agama Fachrul Razi soal pengharaman catur tersebut?

"Yang gitu-gitu jangan ditanggapi, malu kita," ujar Fachrul, Jum'at (22/11/2019) di Kementerian Agama, Jalan Lapangan Banteng, Jakarta Pusat.

Menurut Menag, setiap orang punya referensi yang berbeda-beda, tidak ada orang yang mengaku paling hebat dan paling tahu.

Dalam video YouTube "Hukum Main Domino dan Catur" tersebut, Ustaz Abdul Somad ada juga mengatakan, "Bila persatuan catur marah kepada saya, terserah. Tapi saya tidak setuju".

Tanggapan dari PB Percasi

Sementara itu, PB Percasi (Persatuan Catur Seluruh Indonesia) angkat bicara terkait tausiah UAS mengenai pengharaman olahraga catur.

Ketua Bidang Pembinaan dan Prestasi PB Percasi, Kristianus Liem, mengatakan ustaz berusia 42 tahun tersebut sudah salah kaprah.

Menurut Liem, catur yang dimaksud UAS berbeda dengan olahraga catur yang profesional dan dinaungi Percasi.

UAS tidak tahu kondisi, catur yang dimaksudkan adalah permainan catur di kampung-kampung yang menghabiskan banyak waktu, sementara PB Percasi mempunyai program tersendiri serta metode latihan bagi para atletnya.

Menurut Liem, atlet di Percasi setiap hari latihan enam jam, yang mayoritas menganalisa strategi, bukan main.

Menurut Liem lagi, bahasan tentang haram atau tidaknya catur sudah tidak relevan lagi. Menurutnya, Indonesia lebih baik membahas soal peningkatan prestasi.

Liem mencontohkan, negara lain yang pernah mengharamkan catur ini, mereka berpikir lebih terbuka dan mencoba lebih maju.

Iran sempat mengharamkan, tetapi catur di sana kini sedang booming. Di Iran bahkan bermunculan talenta-talenta muda berbakat di olahraga catur.

Menurut Liem, catur memiliki banyak manfaat. Baik untuk perkembangan otak anak-anak, juga untuk melatih pemikiran yang sistematis.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun