Mohon tunggu...
Rudy W
Rudy W Mohon Tunggu... Lainnya - dibuang sayang

Ngopi dulu ☕

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Setitik Harapan Terbit bagi Joint List

25 September 2019   07:00 Diperbarui: 25 September 2019   07:21 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Benny Gantz dan Benjamin Netanyahu (abadikini.com)

Kontrak damai pun pernah terjadi antara Israel dan Palestina serta Arab. Dua konferensi tahun 1993 di Oslo dan 1991 di Madrid digelar.

Tapi baik peperangan dan kontrak damai tadi tidak menghasilkan hak bangsa Palestina dihargai. Arab dan Palestina gagal merebut kembali tanah mereka yang dicaplok Israel.

Panggung politik Israel pun sudah lama dikuasai oleh aliran ortodoks yang jelas-jelas sangat anti perdamaian.

Kontrak terakhir pada 2014 juga gagal lagi gagal lagi, karena Israel mendirikan pemukiman Yahudi di Tepi Barat.

Harapan perdamaian pun diperburuk dengan terjadinya perseteruan di antara bangsa-bangsa Arab sendiri. Ditambah lagi, sejumlah negara Arab dengan Israel kini sering mengadakan kunjungan timbal balik. Mesra.

Dengan demikian, tanpa sokongan dari negara-negara Arab, Palestina kini semakin berjuang sendirian.

Presiden Israel, Reuven Rivlin, bisa saja meminta Benny Gantz untuk membuat pemerintahan jika partainya mendapat dukungan dari Joint List.

Namun ada tiga orang dari 13 kursi yang diraih Joint List yang memutuskan tidak mau mendukung siapapun.

Kendati warga Arab marah kepada Benny Gantz tapi mereka mau mendukungnya demi menjatuhkan Netanyahu. Gantz menjadi komando pada tahun 2014 ketika Israel menyerang Gaza. Tapi kemarahan kepada Netanyahu lebih besar lagi.

Alhasil, dengan dukungan dari partai Arab, Gantz sudah memperoleh setidaknya 43 kursi Knesset.

Adapun Gantz enggan mengikuti ajakan Netanyahu untuk gabung, karena Netanyahu menyalahgunakan dana negara dan korupsi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun