Harapan mewujudkan tiga wakil Indonesia di final Cina Terbuka 2019 akhirnya terlaksana. Tunggal putra Anthony Sinisuka Ginting akan berhadapan lagi dengan Kento Momota di final Cina Terbuka pada Minggu (22/9/2019).
Sebelumnya, Indonesia sudah memastikan dua wakil dari ganda putra yang akan saling "All Indonesian Finals" antara Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan dan pemenang antara Fajar Alfian/Rian Ardianto dengan Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon yang "All Indonesian Semifinal".
Laga semifinal yang berlangsung di Olympic Sports Center Xincheng Gymnasium, Sabtu (21/9/2019), kendati Anthony Sinisuka Ginting cukup kesulitan di babak pertama, namun Anthony akhirnya mampu menuntaskan laga dengan memenangkan dua gim seterusnya. Ginting akhirnya melaju ke final turnamen berkategori BWF super 1000 itu dengan 18-21, 21-5, dan 21-14.Â
Pemain Cimahi berperingkat 9 dunia tersebut akan berupaya mempertahankan gelar yang diraihnya tahun lalu. Di tahun 2018, Ginting juara setelah mengalahkan Kento Momota dari Jepang dengan skor 23-21 dan 21-19.
Unik, kali ini Ginting pun bertemu dengan Momota lagi di final China Open. Kento Momota merupakan tunggal putra berperingkat 1 dunia.
Sebelum laga Ginting, "The Daddies" maju ke final usai mengalahkan tiang listrik 22-20 dan 21-11. Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan berperingkat 2 dunia, sedangkan Li Jun Hui/Liu Yu Chen berkeringat 3 dunia.
Di final, Hendra/Ahsan akan berhadapan dengan Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon. The Minions maju ke final usai mengalahkan rekan senegaranya Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto dengan skor 21-8 dan 21-16.
BWF (Badminton World Federation) memiliki kalender Super 1000, yaitu All England, Indonesia Terbuka, dan Cina Terbuka. Level Super 1000 adalah level teratas dalam kalender BWF.
Fenomena, Hendra/Ahsan gemilang dalam tiga level tersebut. Tahun ini, di All England, Hendra/Ahsan juara. Di Indonesia Terbuka, mereka runner-up karena kalah dari The Minions.
Hendra/Ahsan memang hebat, mereka bahkan juara di Kejuaraan Dunia di Basel, Swiss, Agustus lalu, sementara The Minions kala itu malah tersingkir di babak kedua.
Lagi, di ganda putra, Hendra/Ahsan lah yang paling banyak menginjak kakinya di final BWF tahun 2019. Termasuk China Open, sudah delapan kali tercatat mereka ke final.Â
Sementara, Kevin/Marcus baru lima kali, kedua setelah Hendra/Ahsan.
Capaian Hendra/Ahsan maju ke BWF Super 1000 disamai oleh capaian ganda campuran Tiongkok, Zheng Siwei/Huang Ya Qiong. Juara dunia Zheng/Huang juara di All England dan Indonesia Open.
Kendati saat melawan tiang listrik, kondisi Ahsan sedang cedera betis kiri dan kanan, namun pelatih ganda putra Herry Iman Pierngadi menerapkan taktik permainan taktis dan efisien. Sehingga mereka dapat bermain lebih tenang dan menang dua gim langsung 22-20 dan 21-11.
Kondisi Ahsan yang sedang sakit, memaksa Hendra dan Ahsan memaksa mereka untuk memperhatikan akurasi pukulan. Fokus bermain lebih diutamakan, dimana Hendra yang cover lapangan, yang mana buangan kok harus lebih akurat dan efisien. Hal tersebut dikatakan oleh asisten pelatih ganda putra, Aryono Miranat yang ikut ke Cina.
Dengan kondisinya, Ahsan sengaja sebisa mungkin tidak bermain reli. Ahsan mengiyakan strategi main memang dirubah agar tidak banyak bergerak.
Herry Iman Pierngadi mengatakan, kendati kecepatan dan kekuatan Hendra/Ahsan menurun, tapi mereka pandai mengatur irama permainan, yang membuat The Daddies dapat mengungguli tiang listrik.
"Kami senang bisa All Indonesian Finals lagi setelah terakhir di Japan Open," kata Hendra.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H