Yoppy menjelaskan kalau PB Djarum itu bukan untuk rokok. "Tahun lalu kami mendapat penghargaan dari Menpora 'Olahraga of the Year'. Itu nyata bukti kami bukan produk tembakau," katanya.
Upaya terakhir ajang pencarian bakat PB Djarum yang terakhir kalinya tahun 2019 ini sangat disayangkan banyak pihak. "Tapi untuk kebaikan bersama kami hentikan, supaya suasana reda dulu. Agar bisa berpikir dulu dengan baik," ujar Yoppy.
Kendati banyak pihak mendukung PB Djarum untuk meneruskan audisi, Yoppy menegaskan bahwa tahun ini yang terakhir. KPAI menuduh ada ekploitasi anak untuk brand image dalam aktivitas audisi tersebut.
Audisi yang sedang berjalan sekarang akan dituntaskan dulu sampai final di Kudus, Nopember nanti. "Karena kami sudah janji ke semua peserta, dengan segala risikonya" jelas Yoppy.
"Bulutangkis harus tetap semangat, PB Djarum harus menjadi yang terdepan dalam mencari bibit-bibit baru dengan segala upaya. Tapi audisi dihentikan dulu. Jadi kalau ada yang menangis, saya minta maaf," imbuh Yoppy.
Sementara itu, KPAI sendiri angkat bicara soal pernyataan dihentikannya audisi. Ketua Umum KPAI, Susanto, menyatakan tak ada niat KPAI menghentikan audisi, tapi menurutnya undang-undang yang menjadi pembentur dinding.
Susanto kukuh, bukan ada maksud untuk menyetop kegiatan audisi pencarian bakat, KPAI justru mendukung pengembangan bulutangkis mencari bibit-bibit berbakat.
"Prestasi Indonesia tentu akan berdampak baik untuk bangsa dan negara," jelas Susanto kepada media, Minggu (8/9/2019).
Susanto menjelaskan, PB Djarum tidak saling panas dengan KPAI, tapi PB Djarum dibentang UU tentang Perlindungan Anak.
"Dalam UU itu ditegaskan dalam menggelar kegiatannya pabrik rokok tidak diperbolehkan menampilkan brand image tembakau, merek, dan logo," ujar Susanto.
Pendapat