Pelatih Liverpool Juergen Klopp berandai-andai, dengan menjuarai Piala Super Eropa, itu adalah bukti kehebatan satu tim di Eropa. Hal itu dikatakan Klopp di laman UEFA.
Piala Super Eropa ibaratnya laga pembuka bagi dimulainya laga-laga Liga Utama di negara-negara Eropa. Juergen Klopp, dan Frank Lampard kini yang beradu.
Sebelumnya, Juergen Klopp hanya bisa menyaksikan laga Piala Super Eropa ini lewat layar kaca. Bersama Borussia Dortmund dan Liverpool, Klopp tidak bisa juara Liga Eropa (2016). Di Liga Champions, Klopp terhenti di final (2013, 2018).
Istanbul menciptakan kenangan indah hingga kini. Pada 2005, di Istanbul, Liverpool juara setelah menang lewat adu penalti melawan AC Milan. Liverpool ketika itu bahkan tertinggal terlebih dahulu 0-3 dari klub Italia.
Raja Eropa
Empat belas tahun kemudian, tepatnya Kamis (15/8/2019), Liverpool kembali menjadi Raja Eropa, usai menang tipis atas Si Biru 5-4 lewat babak adu penalti (2-2).
Pada laga yang dipimpin wasit wanita Stephanie Frappart asal Perancis ini, Si Biru unggul terlebih dahulu di babak pertama dengan 1-0. Liverpool memiliki pahlawan yang mencetak gol di babak kedua, sehingga waktu normal skor menjadi 1-1. Yaitu Sadio Mane.
Di babak tambahan, kembali Mane menyumbangkan gol buat Liverpool, babak tambahan berakhir 2-2, setelah Chelsea juga membuat gol yang disumbangkan oleh Jorginho lewat titik putih.
Di adu penalti, kiper Liverpool Adrian berhasil menggagalkan eksekusi Tammy Abraham.
Duel antara dua jagoan Eropa asal Inggris berlangsung seru sejak menit awal. Baik Si Merah maupun Si Biru sama-sama mempunyai peluang matang, tapi mandul menghasilkan gol.
Tembakan Pedro Rodriguez masih diselamatkan tiang gawang yang dijaga Adrian, Mohamed Salah dari Liverpool juga tembakannya masih diblok oleh kiper Chelsea Kepa Arrizabalaga.