Mohon tunggu...
Rudy W
Rudy W Mohon Tunggu... Lainnya - dibuang sayang

Ngopi dulu ☕

Selanjutnya

Tutup

Money

Mengapa Bisnis Vegetarian Makin Menjamur?

29 Juli 2019   06:00 Diperbarui: 29 Juli 2019   09:05 595
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kita semua tentu masih ingat, beberapa tahun yang lalu, dimana kita baru saja mendengar kata yang cukup asing di telinga kita, yaitu vegetarian.

Semula kita bingung, apa yang dimaksudkan dengan vegetarian itu?

Entah berasal dari negara mana istilah ini datang. Tapi, lama-lama kita juga mengerti. 

Vegetarian itu berarti tindakan seseorang yang tidak boleh atau pantang makan makanan dari daging hewan.

Dalam agama Buddha, ada dikenal istilah cia cay. Cia cay itu artinya makan sayuran, hanya makan sayuran, tidak diperbolehkan makan daging yang berasal dari hewan.

Berkaitan dengan kesehatan, vegetarian sangat dianjurkan sebagai pengejawantahan dari gaya hidup sehat, selain berolahraga.

Karena bagi orang-orang tertentu, daging hewan berisiko menimbulkan penyakit. Seperti halnya, agama Islam pun sangat mengharamkan babi.

Dunia bisnis cukup jeli melihat peluang mendatangkan keuntungan bagi usahanya. Maka muncullah bisnis-bisnis yang berkaitan dengan vegetarian itu, seperti restoran yang khusus menyediakan makanan vegetarian, atau pun bisnis catering yang spesial menyediakan makanan vegetarian.

Novita Natalia Kusumawardani, seorang pengusaha catering vegetarian berbasis online, mengatakan, dulu orang mencari makanan vegetarian terhitung sulit. Bila pun ada, harganya tergolong mahal. Vegetarian ketat juga menghindari segala sesuatu yang dihasilkan dari produk hewani, seperti susu, telor, dan madu. Vegetarian identik dengan makanan untuk orang-orang menengah ke atas.

Namun anggapan ini perlahan-lahan mulai pudar. Di Instagram sering terlihat foto-foto dengan tulisan "makanan vegetarian" dan semakin mudah sekarang menemukan penjual yang menawarkan makanan vegetarian tersebut.

Gaya hidup vegan sudah menjadi kebutuhan mereka yang mencarinya. Hal itulah yang dilirik para pebisnis untuk diarahkan.

 Novita, yang merupakan pemilik catering online plantful.id itu mengatakan, bisnis vegetarian sudah mulai menjamur sejak tahun 2017. Beberapa hal dilihatnya sebagai penyebab bermunculannya bisnis vegan ini, di antaranya adalah keinginan dari para vegan itu sendiri pada makanan vegetarian.

"Masyarakat ingin bergaya hidup sehat, biar kurus, menghindari lemak, dsb" kata Novita. Yang kedua, karena kecintaan mereka kepada hewan, sehingga mereka enggan memakan produk-produk yang berasal dari hewan. Orang mulai sadar, kalau hewan juga perlu kebahagiaan. Jadi tidak boleh memakannya.

Alexander Raymon, pemilik rumah makan Siti Fang Fang Vegetarian mengatakan bisnis vegetarian sudah mulai booming pada 2009-2010. Alexander juga beriklan di media sosial.

"Di Indonesia, vegetarian mulai booming 2009-2010 sekarang dalam tahap perkembangan. Dulu tahun 2000, restoran vegan sangat sulit ditemukan, apalagi sekelas rumah makan," jelas Alexander.

Senada dengan Novita, Alexander juga mengatakan menjamurnya bisnis kuliner vegetarian karena dorongan masyarakat akan pola gaya hidup sehat. Jika pada tahun 2010 ada 50 bisnis vegetarian, tahun lalu sudah tercatat 436 restoran kuliner vegan.

Alexander mengutip pernyataan Menteri Pariwisata Arief Yahya, bahwa Indonesia berada di urutan ke 16 dari 183 negara yang ramah bagi kaum vegetarian. Lima besar diduduki oleh Cina, India, Singapura, Australia, dan Eropa.

"Kita di nomor 16 tahun lalu, kan lumayan," katanya.

Alexander juga mengatakan, kalau dulu vegetarian identik dengan agama atau etnis tertentu, seperti Buddha, Taoisme, sekarang pandangan itu sudah mulai bergeser. "Makin ke sini stigma dan stereotip makin bergeser, dan nggak laku" katanya.

"Bila Anda ke Bali, para pelaku usaha vegan setiap hari melayani turis-turis, baik dari Cina, India, atau Australia, mereka makan di restoran vegan bukan semata-mata karena agamanya, tetapi sekarang lebih ke pola gaya hidup sehat," paparnya.

Sementara itu, pengamat bisnis, Yuswohady mengatakan berkembangnya gaya hidup vegan tak lepas dari kaum milenial dan berkembangnya media sosial. Milenial dikenal sebagai kaum yang narsis dan ingin menunjukkan eksistensi diri, dan media sosial adalah tempat untuk menunjukkan eksistensi tersebut.

Untuk menunjukkan eksistensi diri, maka milenial berusaha menunjukkan keunikan menjadi pembeda dengan menerapkan gaya hidup sehat vegetarian. Vegetarian bukan saja sebagai gaya hidup sehat, tapi juga memiliki fungsi sosial.

Fungsi sosial disini untuk menunjukkan bahwa milenial berusaha menunjukkan bahwa mereka juga bisa bergaya hidup sehat. Mereka ingin menunjukkan bahwa mereka juga peduli pada kesehatan. Bergaya vegetarian bagi milenial adalah sesuatu banget, dilihat oleh temannya gengsi banget.

"Lalu orang berlomba-lomba mencari diferensiasi dan nilai diri," ujar Yuswohady.

"Kalau dulu vegetarian hanya untuk sehat saja, tapi sekarang bukan hanya itu, ada fungsi sosialnya juga, supaya dilihat aku ini punya gaya hidup sehat, gaya gengsi hidup vegetarian. Gengsi sosial baru untuk mendapatkan audience," ujarnya.

Bagi Anda yang tertarik dengan bisnis makanan vegetarian, peluang baik jika Anda jeli melihat insting masyarakat yang mulai gengsi dan membutuhkan gaya hidup sehat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun