Mohon tunggu...
Rudy W
Rudy W Mohon Tunggu... Lainnya - dibuang sayang

Ngopi dulu ☕

Selanjutnya

Tutup

Politik

Banteng Moncong Putih Percepat Kongres, Ada Apa?

16 Juni 2019   08:00 Diperbarui: 16 Juni 2019   08:29 381
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Isu Kongres Luar Biasa (KLB) partai Mercy meruak paska konferensi pers para senior Partai Demokrat yang masuk dalam Gerakan Moral Penyelamat Partai Demokrat (GMPPD). Disitu ada Max Sopacua.

Dalam konferensi pers menganalisis hasil Pemilu 2019, Demokrat cuma berada di peringkat ketujuh.

"Kita tidak boleh diam saja. Masa kita cuma dapat 7,7 persen. 7,7 persen sama dengan 2004. Kita pernah 20 persen," ujar Sopacua, Kamis (13/6/2019) di Cikini Raya, Jakpus.

Sopacua dkk mengingatkan prinsip Demokrat serta meminta DPP supaya mencari jalan keluar partai berlambang Mercy itu.

Sopacua mengingatkan ucapan Pak SBY (Ketum PD) agar kita memiliki prinsip million friends, and zero enemy," ujarnya.

Maksudnya, semangat masyarakat harus jadi bagian PD.

Sopacua juga mau Demokrat tetap di kubu Prabowo-Sandi. Sopacua mengingatkan koalisi dengan 02 ditetapkan berdasarkan rakernas secara resmi, sehingga kalau mau keluar harus secara resmi juga.

"Ada isu statement bubarkan koalisi 02, bagaimana itu, silakan bawa, tapi jangan Demokrat. Ketika mengusung 02 itu hasil rakernas dan daerah menginginkan Prabowo-Sandi. Kalau keluar, harus ada keputusan dan diketahui daerah," kata Sopacua.

GMPPD menyinggung harus diadakan KLB, kendati tidak disampaikan secara langsung. Tapi ucapan GMPPD terus menyebar dan terdengar sampai ke daerah. Adalah kader Partai Mercy DIY mendesak DPP supaya menindak para senior tersebut.

Dalam keterangan tertulis, Kedua DPD PD DIY Heri Sebayang, Jum'at (14/6/2019) meminta Sopacua, Ahmad Yahya, dan Ahmad Mubarok yang bergabung di GMPPD ditindak tegas sesuai peraturan organisasi yang berlaku.

Tindakan GMPPD, menurut Heri tindakan yang tidak etis, mengingat Pak SBY baru saja dirundung duka atas wafatnya ibu Ani Yudhoyono. "Kendati beliau sudah wafat, tapi tahlilan, doa bersama, tafakur, masih tergaung mengenang segala keteladanan beliau," ujar Heri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun