Mohon tunggu...
Rudy W
Rudy W Mohon Tunggu... Lainnya - dibuang sayang

Ngopi dulu ☕

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Tercapai, Hazard Memenuhi Hasratnya Mengukir Kenangan Manis

30 Mei 2019   07:20 Diperbarui: 30 Mei 2019   07:19 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Baku, Azerbaijan. Menyimpan beberapa cerita. Kota di negara pecahan Uni Soviet ini sedang bertikai masalah politik. Tak pelak, salah seorang andalan Arsenal. Henrikh Mikhtaryan tidak bisa memperkuat timnya berlaga melawan Chelsea di final Liga Eropa, Kamis (30/5/2019) dinihari WIB.

Mikhtaryan tidak mendapat visa ke Baku karena diakibatkan masalah politik. Mikhtaryan adalah seorang gelandang serang The Gunners asal Armenia.

"Terpaksa kami harus memahami masalah politik," ujar manajer Arsenal Unai Emery sebelum berlaga. Seperti hukum ekonomi yang berlaku, harga tiket pesawat penerbangan langsung dari London ke Baku naik tajam, bahkan meroket hingga mencapai 1.000 poundsterling. Atau sekitar Rp 18 juta. Biasanya hanya sekitar Rp 4 juta.

Beberapa suporter kedua tim Inggris itu mau tak mau harus berjibaku menempuh rute yang berkelok-kelok untuk sampai ke sana. Susah payah mereka, masing-masing mereka rasakan untuk sampai ke kota yang bahkan lebih dekat ke Asia atau Afrika tersebut, ketimbang Eropa.

Final Liga Eropa 2019 yang mempertemukan dua tim Inggris itu dan digelar di Baki Olimpiya Stadionu, pada akhirnya dimenangkan oleh Chelsea.

Baku, Azerbaijan, Kamis (30/5/2019) menyimpan sejarah. Chelsea akhirnya menjadi juara Liga Eropa 2019.

Arsenal ngebet ingin memenangkan laga kontra Chelsea ini agar mereka dapat berbicara di ajang Liga Champions musim depan. Apabila Arsenal menang sekaligus juara, mereka berhak mendapat jatah untuk main di Liga Champions. Satu-satunya jalan. Karena di Premier League negaranya, Arsenal hanya menduduki peringkat kelima.

Chelsea yang sudah pasti ikut Liga Champions karena menghuni peringkat ketiga EPL melengkapi suksesnya dengan menjuarai Liga Eropa 2019 ini dengan membekuk The Gunners 4-1.

Eden Hazard memberikan kenangan termanisnya bagi timnya. Pasalnya, inilah tampilan terakhir Eden Hazard di Chelsea. Musim panas mendatang, Hazard akan hijrah ke Real Madrid.

Sesuai dengan apa yang diinginkannya, untuk menutup kariernya di Chelsea dengan kenangan terindah.

Dari skor 4-1 untuk kemenangan timnya itu, Hazard menyumbangkan dua gol, salah satunya dari titik putih.

Penguasaan bola Chelsea di awal-awal babak pertama masih dapat dimentahkan kiper Arsenal Petr Cech.

Di menit ke 18, pemain Arsenal Lacazette meminta wasit hadiah penalti karena ia merasa dilanggar kiper Kepa. Tapi wasit Rocchi menyatakan tidak ada sesuatu penalti.

Hingga turun minum skor 0-0 menghiasi laga setelah sebelumnya kedua tim memiliki peluang-peluang dari Giroud dan Palmieri.

Pada babak kedua, Giroud mencetak gol pertama bagi Chelsea lewat tandukan kepala.

Sekitar lima belas menit kemudian, Si Biru mencetak gol keduanya lewat Pedro yang memperoleh assist dari Hazard.

Empat menit berselang, Hazard mencetak gol ketiga Chelsea lewat titik putih. Penalti diberikan karena Giroud dijatuhkan Niles di kotak terlarang. Petr Cech sukses dikecoh Hazard. Petr Cech bergerak ke arah lain bola. 3-0 Si Biru unggul.

Pelatih Arsenal Unai Emery mengadakan pergantian pemain. Dua pemain langsung diganti. Guendouzi dan Torreira keluar, masuk Monreal dan Iwobi.

Dan benar, di menit ke 69. Iwobi mencetak gol sensasional yang memperkecil ketinggalan menjadi 1-3.

Tiga menit kemudian, Si Biru menambah penderitaan Meriam London. Assist Giroud dimanfaatkan, lagi-lagi, oleh Eden Hazard. Skor menjadi 4-1 untuk Si Biru.

Pada waktu yang tersisa, Meriam London memiliki beberapa peluang yang cukup berbahaya, namun tiada sesuatu gol yang dapat tercipta.

Sehingga wasit Gianluca Rocchi meniup peluit panjang tanda laga berakhir, skor tetap bertahan 4-1 milik Si Biru.

Chelsea pun mengangkat trofi Liga Eropa 2019. Kali kedua mereka sukses juara di Liga Eropa ini setelah mereka juara pada musim 2012-2013.

Bagi Arsenal, final di Baku tersebut merupakan final Liga Eropa pertama mereka. Mereka belum pernah juara. Dan kali ini pun mereka gagal. Gagal pula ikut Liga Champions musim depan.

Apa yang harus ditangisi lagi, selain kegagalan main bola, Arsenal?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun