Inilah yang terjadi di Indonesia.
Dikatakan, Indonesia baru saja menjadi negara demokrasi sejak kurun waktu lebih dari dua dekade. Hal tersebut terbukti dengan jumlah partisipan yang meningkat sampai 80 persen.
Tapi Prabowo cs menduga sudah terjadi kesalahan penghitungan di setidaknya 73.000 TPS.
BPN pula menuding 6,7 juta orang tidak diundang untuk mencoblos. Dua orang pendukung 02 juga dituding berbuat makar.
Gelar unjuk rasa skala kecil sudah terlaksana pada Jum'at silam di depan kantor Bawaslu.
Gelar unjuk rasa yang lebih besar membayang yang datang dari para pendukung Prabowo. Gelaran itu yang dinamakan "kedaulatan rakyat".
Sepertinya apa yang dikatakan Sydney Morning Herald itu mirip dengan apa yang telah dikatakan oleh Titiek Soeharto. Gelaran aksi unjuk rasa yang lebih besar menuntut diskualifikasi pasangan Jokowi-Ma'ruf.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H