Mohon tunggu...
Rudy W
Rudy W Mohon Tunggu... Lainnya - dibuang sayang

Ngopi dulu ☕

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Waktu ke Mal, Jokowi Juga Menyantap Nasi Padang...

24 April 2019   08:10 Diperbarui: 24 April 2019   08:13 398
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kendati berdasarkan hasil quick count secara nasional, pasangan Jokowi dan Amin unggul sementara berkisar antara 55 dan 45, namun di beberapa provinsi ada perolehan suara yang menarik, dimana Jokowi dan Amin kalah dalam perolehan suara ketimbang pasangan Prabowo dan Sandiaga Uno.

Di pulau Sumatera, yang memang basisnya Prabowo dan Sandiaga, 02 lebih unggul daripada 01.

Salah satu yang unik, beredar isu di media sosial, yaitu "taruhan" apabila pasangan Jokowi dan Amin kalah dari Prabowo dan Sandi, maka makanan yang khas dari Sumatera Barat, yaitu nasi Padang akan diserukan untuk diboikot supaya tidak ada pembelinya.

Pulau Sumatera merupakan ladang bagi Prabowo dan Sandiaga mendulang perolehan suara yang banyak, salah satunya yang telak diraih 02 itu adalah di Provinsi Sumatera Barat.

Di provinsi yang beribukota Padang ini, pasangan Prabowo dan Sandiaga menang sangat telak 90,45 persen, ketimbang pasangan Jokowi dan Ma'ruf yang cuma 9,55 persen.

Mengapa justru di Sumatera Barat ini, Jokowi kalah telak?

Pengamat politik Edi Indrizal, dari Universitas Andalas Padang menjelaskan salah satu penyebab kekalahan 01 di Sumbar adalah semakin maraknya penggunaan media sosial yang ikut memberi andil bagi kemenangan pasangan Prabowo dan Sandiaga Uno.

Dari segi ideologi, Indrizal melihat salah satu partai pengusung Jokowi, PDI-P, memang sejak semula sangat sulit untuk memperoleh tempat di hati masyarakat di sana.

Sementara dari segi psikologis, Indrizal melihat kalau Prabowo dan Sandiaga di mata masyarakat Sumbar merupakan pilihan yang hebat dan rasional.

Menurutnya lagi, taktik TKN 01 untuk merebut suara di daerah itu tidak sesuai dan tidak menjawab hati nurani apa yang dibutuhkan rakyat Sumbar.

"Yang terjadi justru suara semakin berkurang ketimbang pemilu 2014 lalu," kata Indrizal menanggapi deklarasi dukungan kepada Jokowi. Pada masa kampanye, sebanyak 12 kepala daerah di provinsi Sumbar mendeklarasikan dukungannya kepada Jokowi dan Ma'ruf. 

Indrizal menilai, deklarasi dukungan itu sebagai taktik yang salah.

Kesimpulannya, menurut Indrizal, Jokowi kalah telak karena disebabkan faktor psikologis, sosiologis, dan Ideologis.

Boikot Nasi Padang

Pada salah satu postingan di Facebook diperlihatkan ada seseorang yang menyatakan dirinya enggan makan nasi Padang berkaitan dengan kalah telaknya Jokowi di Sumatera Barat. Postingan itu lantas mendapat komentar dan menjadi viral, karena itu sebagai tindakan boikot.

Juru bicara TKN, Ace Hasan Syadzily, mengatakan kepada awak media, Selasa (23/4/2019) membantah timnya untuk memerintahkan tindakan boikot itu.

Menurut Ace, nasi Padang merupakan masakan kebanggaan Indonesia. "Tidak boleh ada tindak boikot, jika memang terjadi, hal itu sangat disesalkan," katanya.

Lebih lanjut Ace mengatakan, nasi Padang adalah salah satu kesukaan pak Jokowi. Pak Jokowi kerap mencicipi nasi kebanggaan orang Padang itu. "Waktu ke Mal Grand Indonesia kemarin, pak Jokowi juga menyantap nasi Padang," kata politikus Golkar ini.

Menurut Ace, Jokowi tetap memperhatikan aspirasi dan membangun daerah-daerah yang mendapat suara sedikit pada pemilu 2014. Ace mencontohkan daerah yang sedikit perolehan suara itu antara lain Jawa Barat,. Sumatera Barat, Nusa Tenggara Barat, dll.

Menurutnya, Jokowi tidak ingin membeda-bedakan mana daerah yang harus dibangun.

Senada dengan Ace, Wakil Sekretaris TKN, Raja Juli Antoni juga menyatakan tidak ada keinginan untuk boikot-boikotan seperti itu.

"Siapa yang bisa tahan satu minggu tidak makan nasi Padang...," katanya sembari tertawa.

Antoni meminta agar orang Minang jangan merasa dianaktirikan oleh pemerintah, pak Jokowi memegang prinsip yang adil dan merata untuk seluruh rakyat Indonesia.

Antoni berharap masyarakat Indonesia bersatu lagi karena pemilu sudah usai. "Jangan khawatir orang Minang tidak diteruskan pembangunannya, meski 01 mendapat suara minim," ujarnya lagi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun