NasDem di Pileg 2019 ternyata sukses membawa berkah bagi partai yang dipimpin oleh Surya Paloh itu.
Keberadaan artis-artis yang mencantumkan diri sebagai PartaiMengaca pada hitung cepat dari beberapa Lembaga Survei yang ada hingga saat ini, perolehan suara Partai NasDem mengalami kenaikan 9,45 persen ketimbang perolehan 6,72 persen pada Pileg 2014 lalu. Pada saat itu, Partai NasDem cuma diwakili satu orang ke Senayan.
"Gambaran pasti belum ada," kata Ketua DPW NasDem Jawa Barat Saan Mustofa, Minggu (21/4/2019) ketika ditanyai prediksinya di Senayan nanti. Saan Mustofa optimis dapat mengutus lebih dari enam kadernya duduk di Senayan untuk Pileg sekarang. Dari Jawa Barat.
Dari 10 nama artis Nasdem Jawa Barat, Mandra, Syahrul Gunawan dkk, perolehan suara dari 10 daerah pemilihan (dapil) di Jawa Barat nyaris hampir merata.
"Belum tahu artis dari dapil mana saja yang lolos," kata Saan lagi.
Sementara itu, partai yang tidak berhubungan dengan "ekor jas" lain yang perkasa dalam peraihan suara hingga hitung cepat terakhir (di Jawa Barat) khususnya, adalah Partai Keadilan Sejahtera (PKS).
Perolehan suara PKS meroket pada tahun ini ketimbang 2014 lalu. Pada tahun 2014, Jawa Barat menempatkan 11 kadernya duduk di Senayan. Perolehan suara tahun 2014 itu PKS 6,79 persen. Sampai sekarang menurut Litbang Kompas PKS memperoleh 8,64 persen.
"Target 14 kursi dari Jawa Barat akan tercapai," kata Ketua Bidang Humas DPP Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Ledia Hanifa Amalia kepada awak media, Minggu (21/4/2019) di Hotel Mercure, Bandung, Jawa Barat.
Amalia juga menyebutkan lumbung dapil PKS di Jawa Barat, dua yang paling besar adalah Bandung-Cimahi dan Bekasi-Depok.
"Dari 14 itu terdiri dari wajah lama dan baru," ujar Amalia.
Harian Kompas menyebutkan dalam analisanya, bahwa efek ekor jas tidak berjalan dengan optimal.
Kaitan elektoral antara capres dan cawapres peserta Pemilu 2019 tidak terlihat dengan jelas.
Dari data 93,9 persen suara yang sudah masuk berdasarkan Litbang Kompas, lima dari 10 partai politik memperoleh kenaikan ketimbang Pemilu Legislatif 2014 lalu. Kelima parpol yang dimaksud adalah NasDem, PKS, PKB, Gerindra, dan PDI-P.
PDI-P adalah partainya pak Jokowi, Gerindra partainya pak Prabowo dan Sandiaga Uno, PKB adalah partainya pak Ma'ruf Amin.
Dua contoh perolehan suara di Jawa Barat yang sudah disebutkan di atas, Partai NasDem dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) memiliki peningkatan suara yang lebih besar dibandingkan perolehan suara partai ekor jas.
Kendati real count resmi baru diumumkan pada 22 Mei 2019 oleh KPU, namun tidak akan meleset perkiraan sekarang yaitu ada sembilan partai politik yang akan memperoleh minimal 4 persen threshold untuk duduk di pusat nanti.
"Efek ekor jas memang ada, tapi tidak signifikan," kata Wakil Sekjen PDI-P Eriko Sotarduga. PDI-P memang tidak kesulitan memperoleh suara berkah pak Jokowi.
Lebih lanjut, Eriko mengatakan pemilu serentak kali ini membuat parpol harus berbagi fokus antara memenangkan partainya atau mendukung capres dan cawapres.
Eriko juga menyatakan masyarakat sekarang lebih teliti memilih tidak semata-mata karena ekor jas.
Eriko juga menjelaskan, daerah-daerah basis pak Jokowi mendapat suara sangat tinggi berdasarkan hitung cepat. Hal tersebut membuktikan, suara PDI-P tidak semata-mata diperoleh karena pak Jokowi, tapi juga karena kader mesin partai PDI-P.
Eriko menilai kader mesin partai PDI-P sangat lincah bergerak sampai ke desa-desa.
Waket Tim Pemenangan Pemilu PKS juga menyatakan kenaikan suara partainya dikarenakan mesin partai yang perkasa. Selain pengusung Prabowo-Sandi, PKS juga memiliki kader-kader ormas Islam, habib, dan ulama.
Al Muzzammil Yusuf, PKS juga memiliki program lebih ke masyarakat kalangan menengah
Jadi, efek ekor jas memang tidak begitu jelas terlihat, mesin partai menjadi pengumpul suara yang bagus.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H