Acara-acara yang digelar untuk peringatan Paskah yang berkaitan dengan telur itu antara lain menghias telur-telur itu dengan mencoret-coret atau menggambar hiasan berwarna-warni dengan menggunakan spidol atau alat pewarna lainnya.
Selain itu, ada juga lomba untuk mencari telur-telur. Telur-telur yang sudah matang dan direbus oleh panitia disembunyikan di beberapa sudut tempat yang tersembunyi. Telur-telur itu bisa disembunyikan di bawah tumpukan rumput, di balik batu, di atas pohon, di balik kayu, dsb.
Sekelompok anak-anak lantas disuruh untuk mencari keberadaan telur-telur itu.
Anak-anak yang mendapatkan telur-telur tersebut boleh menjadikan telur-telur itu menjadi miliknya, dan boleh dikonsumsi.
Siapa yang juara, paling banyak memperoleh telur-telur itu?
Pada abad ke 19 ada legenda seekor kelinci menghiasi, meletakkan, dan menyembunyikan telur-telur.
Kelinci menjadi lambang kehidupan yang baru. Karena kelinci umumnya melahirkan bayi.
Selain kelinci, di Jerman telur-telur Paskah itu diantarkan oleh Rubah. Sedangkan di Swiss, oleh burung Elang.
Baru saja, bangsa Indonesia merayakan pesta demokrasi. Dua hari berselang, umat Kristiani memperingati Hari Raya Paskah, Jum'at, 19 April 2019.
Dalam kaitan itu, Konferensi Wali Gereja Indonesia (KWI) bersyukur bahwa kontestasi untuk pemilu Pilpres dan Pileg serentak berlangsung dengan damai, tertib, dan lancar.
Ketua KWI, Mgr. Ignatius Surharyo, mengatakan usai pesta, kerukunan dan persatuan harus tetap dijaga dan dipertahankan.