Mengenai kebocoran anggaran yang dilontarkan Prabowo, cawapres Paslon 01 Ma'ruf Amin mengatakan silakan saja laporkan ke KPK kalau ada kebocoran anggaran.
Jika ada kebocoran, lapor saja ke KPK, bocornya dimana, tidak jelas, kata Amin di rumahnya di kawasan Menteng, Jakarta, Senin (8/4/2019).
Itu narasi yang tidak jelas. Kata Amin lagi.
Jubir TKN Ace Hasan Syadzily berpendapat senada dengan Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono bahwa kampanye akbar di GBK memang eksklusif dan tidak lazim.
"Prabowo ingin mengulang sentimen 212 dengan seruan membacakan fatwa MUI, orasi politik berbungkus tausiyah, dan sholat berjamaah"
Kendati dibungkus dengan tausiyah namun orasi politik Paslon 02 masih dipenuhi dengan kebencian terhadap Paslon 01.
Menurut Ace lagi, orasi Prabowo cuma mengandalkan politik identitas, tidak ada gagasan, ide dan program yang disampaikan.
Politik identitas sangat berbahaya karena dapat memecah belah bangsa. Penampilan tokoh agama lain asal comot saja, tidak representatif.
Kata "ndasmu" juga dirasakan aneh oleh Luhut Binsar Pandjaitan. Menurut Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman itu, 5% itu bukan kita saja yang bilang, seluruh dunia juga bilang.
"Kok, kasar gitu?" kata Luhut.
"Emang kita bego?" kata Luhut menyanggahi perkataan Prabowo di Rapat Akbar bahwa kekayaan kita Rp 2.000 triliun disembunyikan di luar negeri. Prabowo menyebut jumlah Rp 2.000 triliun itu mengaca kepada laporan KPK.