Menurut Ade Imasanti, dokter spesialis jantung dan pembuluh darah dari rumah sakit Mayapada, mengatakan bahwa orang yang tinggal di daerah berpolusi memiliki jantung yang lebih besar dibandingkan mereka yang tinggal di daerah yang bebas polusi. Lebih besar berarti telah terjadi pembengkakan, dimana hal tersebut adalah gejala awal dari gagal jantung.
Dalam laporan berjudul "Indonesia's Worsening Air Quality and Its Impact on Life Expectancy" yang terbit Maret 2019, Energy Policy Institute at The University of Chicago mengatakan bahwa polusi udara telah menurunkan angka harapan hidup orang Indonesia sekitar 1,2 tahun.
Seperti disinyalir beberapa waktu lalu, laporan "World Air Quality Report 2018" menyebutkan Jakarta merupakan kota paling tercemar di Asia Tenggara dengan PM 2,5 45,3 ug per m3. Kota di belakang Jakarta adalah Hanoi di Vietnam dengan 40,8 ug per m3.
Itu berarti Jakarta sudah berada pada zona berbahaya, karena standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan standar aman polusi adalah 10 ug per m3.
Dengan 45,3 ug per m3 itu berarti Jakarta empat kali lipat melebihi standar aman!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H