Mohon tunggu...
Rudy W
Rudy W Mohon Tunggu... Lainnya - dibuang sayang

Ngopi dulu ☕

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Liverpool Dibayangi Trauma Masa Lalu

5 Februari 2019   09:26 Diperbarui: 6 Februari 2019   12:51 370
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Liverpool cuma berbagi angka satu dengan West Ham United (express.co.uk)

Sebelum laga kontra West Ham United, Liverpool memiliki misi untuk menjauh dari tekanan Manchester City di klasemen. City yang hari sebelumnya sukses mengalahkan Arsenal menempel ketat di posisi kedua dengan selisih dua poin.

Misi tersebut bukanlah hal yang mustahil mengingat di laga sebelumnya, West Ham dibekuk 0-3 di kandang Wolverhampton Wanderers.

Selain itu Liverpool memiliki keunggulan atas West Ham karena pada pertemuan pertama musim ini mereka menang 4-0. Tak heran jika Liverpool dijagokan menang. Bahkan di empat pertandingan terakhir The Reds selalu menang dari West Ham yang cuma bisa memasukkan dua gol saja.

Kenyataan pada laga di markas West Ham, London Stadium, Selasa (5/2/2019) dinihari WIB, pasukan Juergen Klopp kali ini cuma bisa bermain imbang 1-1.

Si Merah yang mendominasi penguasaan bola di menit-menit awal, tapi kesulitan untuk membongkar pertahanan West Ham.

Di menit ke-22, James Milner menerima umpan dari Adam Lallana. Bola lalu dioper ke Sadio Mane. Dengan sekali kontrol, Sadio Mane menundukkan kiper Lukasz Fabianski. Gol itu sebenarnya berbau kontroversi, sebab terlihat James Milner sudah offside ketika menerima umpan.

Hanya enam menit kemudian, Si Merah kecolongan. Antonio melesakkan bola dengan kaki kanan ke gawang Si Merah yang dikawal Alisson. Gol itu berawal dari free kick Felipe Anderson yang diarahkan ke Antonio.

Babak pertama usai dengan skor imbang 1-1.

Memasuki babak kedua, Si Merah mencoba mengurung lawannya. Beberapa peluang berbahaya tercipta antara lain lewat Mohamed Salah.

Namun hingga wasit meniup peluit panjang tanda laga usai, kedua tim tetap berbagi angka satu. Skor akhir 1-1.

Hasil seri membuat Si Merah tidak berhasil menjauhi musuh terbesar Manchester City. Mereka kini mengoleksi poin 62, terpaut tiga angka dari Manchester City di kedua.

Sedangkan The Hammers, julukan bagi West Ham, berada di peringkat ke-12 dengan 32 poin.

Pernah Terjadi
Terakhir kali Liverpool juara Liga Inggris adalah pada tahun 1990. Hampir tiga dekade lamanya sejak itu Liverpool merasakan haus akan juara.

Di musim 2018/2019 ini, harapan untuk meraih gelar terbuka lebar. Sejak awal musim hingga sekarang mereka terus berada di puncak klasemen. 

Kondisi seperti ini juga sebenarnya pernah terjadi di musim 2001-2002, 2008-2009, dan 2013-2014. Liverpool pada saat itu merasakan tekanan untuk terus di puncak sampai pada akhirnya kudu juara.

Di musim 2013-2014 misalnya, di tiga pekan tersisa, Liverpool masih berada di puncak klasemen dan terpaut lima angka dari rival terdekat Manchester City. Para suporter larut dalam euforia dan sudah tak sabar membuka puasa gelar.

Tapi, sayang mereka tak tahan pada tekanan dan akhirnya harus gagal. Momen krusialnya adalah saat Liverpool dibekuk 0-2 oleh Chelsea di pekan ke-36 di Anfield Stadium.

Menurut Martin Keown, legenda Inggris, euforia dan ketidaksabaran para pendukung memang berguna, tapi saat itu terlalu eksesif dan mencekik para punggawa.

Mantan pemain Inggris lainnya, Gary Neville menilai kejadian pada saat itu bukan tidak mungkin terulang lagi sekarang. Keunggulan tiga poin dari Manchester City bukanlah pautan besar. Bisa lenyap dalam satu atau dua laga. City bisa menjadi juara jika terus memberikan tekanan.

Satu bukti telah terjadi, pekan ke-25 Manchester City memetik tiga poin melawan Arsenal. Liverpool pun hanya bermain seri dalam dua laga terakhir, yaitu saat melawan Leicester City dan West Ham United.

Manajer Liverpool, Juergen Klopp menanggapi bahwa saat-saat grogi selalu ada, tapi jangan dibesar-besarkan. Klopp juga mengatakan dirinya bukanlah orang yang gampang terintimidasi tekanan atau ekspektasi.

Klopp mencontohkan ketika ia mengantarkan Borussia Dortmund meraih juara Liga Jerman beruntun 2011 dan 2012. Menurutnya lagi, untuk mengatasi tekanan menuju angkat trofi adalah fokus di setiap laga, bukan The Citizens atau tim lain.

Akankah trauma masa lalu terulang lagi musim ini bagi Si Merah?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun