Artis Tina Toon yang dikenal dengan lagu "Bolo-bolo" serta gerakan goyang leher yang lucu semasa kecil, kini sudah menjadi seorang gadis jelita, langsing, dan juga cerdas.
Gadis berusia 24 tahun itu turut bersama deretan selebritas Indonesia lain terjun ke dunia politik. Tina Toon kini terdaftar sebagai salah satu calon anggota legislatif DPRD DKI Jakarta, dan kendaraan politiknya adalah PDI Perjuangan pimpinan Megawati Soekarnoputri.
Menurutnya, banyak orang yang tidak mengetahui kalau dirinya kini aktif di organisasi dan tertarik ke bidang politik. "Kurang ekspos, keluarga juga banyak yang ke politik," katanya.
Gadis cerdas ini mendapatkan gelar S2 di bidang hukum dari Universitas Tarumanagara Jakarta.
Masih belia, Tina Toon juga mengatakan bahwa berkecimpung di dunia politik juga sebagai ajang belajar karena generasi milenial juga bisa ikut peran dalam pemerintahan.
Tina Toon memungkaskan, bahwa generasi milenial jangan apatis terhadap politik, sosialiasi, dan pendidikan. Ia menghimbau milenial agar turut berkontribusi untuk negara dan bangsa sesuai kemampuan.
Lulus tes menjadi caleg pileg 2019, misi itulah yang akan disiapkan Tina Toon untuk menghadapi apa yang disebut dengan "Tahun Politik", yang mulai banyak disinyalir sekarang ini.
Tina Toon menyatakan bahwa selain bisa menyumbangkan apa yang dimilikinya untuk pemerintahan, sekali lagi ia menegaskan ingin berpartisipasi dan mengajak generasi milenial untuk juga mengawal pemerintahan, baik dengan pikiran, tenaga, maupun pengalaman.
Kalangan artis lain yang akhirnya banting stir ke dunia politik banyak, seperti Rachel Maryam, Wanda Hamidah, Giring Nidji, dan lain-lain.
Sempat tak didukung keluarga, namun berkat kegigihannya untuk maju demi kebaikan, akhirnya keluarganya berbalik dan berubah pikiran untuk mendukungnya.
Banyak kalangan yang menilai, kalau artis terjun ke politik, maka popularitas sebagai artis merupakan modal utama untuk menjaring suara pemilu.
Tina Toon sendiri mengiyakan hal tersebut, namun ditambahkan pula, selain popularitas, kapabilitas juga menjadi modal menjaring suara. "Popularitas disertai kapabilitas, kan kesempatannya jadi lebih besar," katanya.
Tina juga mengatakan selama belum bersosialisasi, dirinya masih akan menyanyi atau menjadi sekedar pembicara. Tapi lain halnya, jika nanti dirinya berhasil terpilih menjadi salah seorang anggota legislatif.
"Kalau terpilih, ya harus fokus, kan dibayar sama rakyat, masa mau side job, apalagi masih muda," katanya sembari senyum.
Tina juga sadar akan menghadapi konsekuensi, ia ikhlas mengambil keputusan untuk ke politik, tapi bukan karena semata-mata jabatan.
Badan. Banyak artis yang dulunya gemuk, kini berubah menjadi langsing. Termasuk di antaranya juga gadis berusia 24 tahun ini.
Tina juga melakukan diet dengan sukses. Yang terutama dilakukannya untuk diet adalah dengan cara mengurangi porsi makan nasi dan roti.
Selain tentu dengan rutin berolahraga.
Bentuk tubuh Tina yang dulu bulat, kini berubah menjadi langsing mempesona dan cantik, berkulit putih.
Ada sedikit cerita dari Tina berkaitan dengan Natal kemarin. Hari Natal kali ini, Tina mendapatkan kado yang kurang mengenakkan.
Pasalnya, spanduk kampanye dirinya ketahuan telah disobek oleh orang yang tak dikenal.
Tina Toon memang memasang spanduk sebagai peraga kampanye.
Pada malam tanggal 24 Desember, Tina yang akan menghadiri beberapa acara malam Natal kebetulan lewat daerah Kelapa Gading, Jakarta. Di jalan itu, ia melihat bahwa spanduk dirinya sudah robek dan tinggal setengahnya.
Tina juga mengatakan spanduk caleg lain tidak ada yang rusak, cuma spanduk dirinya.
Tina pun menyempatkan diri untuk turun dan melihat dari dekat, dan benar sobek. "Nggak masuk akal sobeknya karena ketiup angin," katanya.
Kendati kecewa hal tersebut, Tina memaafkan pelakunya.Â
Ia bermohon kepada Bawaslu, Panwaslu, KPUD untuk menyelidiki dan diusut agar tidak terjadi lagi kepada semua peserta pemilu.
"Perusakan alat peraga caleg ada sanksi pidananya di UU KPU," katanya
Dia juga menghimbau agar mencegah hal-hal seperti perusakan, tindakan anarkis, ancaman, atau apa pun yang bisa menghancurkan pesta demokrasi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H