Rapat Komite Eksekutif PSSI yang diadakan pada hari Kamis (20/12/2018) akhirnya berakhir setelah menyaring beberapa nama calon pelatih yang akan menangani Timnas senior Indonesia.
Wakil ketua umum PSSI, Joko Driyono mengatakan bahwa PSSI sudah menyaring beberapa nama calon pelatih senior Indonesia selama satu bulan, dan berakhir dengan terpilihnya Simon McMenemy sebagai pelatih. Dan dengan demikian pelatih Timnas senior Indonesia yang baru itu menggantikan posisi Bima Sakti yang gagal membawa Timnas berprestasi.
Pelatih asal Inggris Raya ini diikat kontrak selama dua tahun oleh PSSI yang berakhir sesudah Piala AFF 2020.
Joko Driyono juga menjelaskan, dengan melihat kualifikasi serta rekam jejak, ternyata lelaki berusia 41 tahun ini cocok dengan target yang telah ditetapkan PSSI.
Lelaki kelahiran Aberdeen, Skotlandia ini kontraknya dengan Bhayangkara FC akan berakhir setelah 31 Desember 2018.
Di Bhayangkara FC, pemain kelahiran 6 Desember 1977 ini mengantarkan Bhayangkara FC menjadi juara Liga 1 pada tahun 2017, serta peringkat ketiga pada 2018.
PSSI belum memberikan tugas kepada Simon, karena yang bersangkutan sekarang sedang berada di Inggris sampai awal Januari 2019. Tapi, yang jelas Simon akan diberikan tugas menangani dan menyiapkan Tim Merah Putih untuk menghadapi AFF Cup 2020 serta kualifikasi Asia Cup 2023, yang sekaligus juga sebagai kualifikasi Qatar World Cup 2022.
Pada tahun 2010, Simon menukangi Timnas Filipina hingga "The Azkals" mampu mencapai babak semifinal, saat itu "The Azkals" kalah agregat 0-2 dari Timnas Garuda.
Selesai kontrak dengan Filipina, Simon McMenemy lantas menjadi pelatih sekaligus direktur teknik klub Dong Tam Long An (Vietnam).
Setelah habis kontrak dengan Dong Tam Long An, Simon berlayar ke Indonesia. Di sinilah Simon mulai mendalami karakter permainan Indonesia. Dimulai dengan melatih Mitra Kukar (Agustus 2011-Mei 2012). Selanjutnya, Simon berkiprah di Pelita Bandung Raya (Oktober 2012-April 2013).
Tiga tahun menghilang dari Indonesia, Simon balik lagi ke Indonesia dan menangani Bhayangkara FC. Di tangannya, Bhayangkara FC berhasil menjadi juara Liga 1 tahun 2017. Atas prestasinya, Simon terpilih sebagai pelatih terbaik di Asia Tenggara versi FourFourTwo.
Tahun ini, Bhayangkara FC di tangannya menduduki peringkat ketiga klasemen akhir.
Simon McMenemy telah akrab dengan beberapa pemain Indonesia seperti Evan Dimas, dan lain-lain. Kedekatan inilah yang menjadi nilai lebih bagi Simon, ketimbang PSSI memilih pelatih yang sama sekali buta dengan Indonesia.
Bagi Simon McMenemy sendiri, menjadi pelatih Timnas Garuda merupakan mimpi yang menjadi kenyataan, dirinya pernah menyatakan ketertarikannya untuk menangani Timnas Garuda.
Di tengah haus masyarakat tanah air akan prestasi, melatih Garuda baginya merupakan tantangan dan bukanlah tugas yang ringan.
Simon punya pengalaman lebih mengenal sepakbola tanah air, ketimbang Alfred Riedl atau Luis Milla yang tiba-tiba saja menangani Garuda.
Simon pernah dielu-elukan dan dianggap sebagai pahlawan bagi Filipina, ketika The Azkals yang sebelumnya hanya sebagai pelengkap saja di AFF berhasil menembus semifinal, sehingga The Azkals mulai berbicara di kawasan Asia Tenggara. Sepakbola menjadi lebih populer setelah mereka ke semifinal, yang mana sebelumnya kurang populer ketimbang cabang olahraga lain, seperti basket.
Filipina pun mencatat sejarah melalui Simon McMenemy.
Habis kontrak dengan Bhayangkara FC terhitung 1 Januari 2019, Simon McMenemy kini mewujudkan mimpinya menjadi pelatih Timnas Indonesia.
Catatan Labbola, bersama tiga klub Indonesia yang dilakoni Simon cukup baik. 47 menang, 30 seri, 16 kalah. Memasukkan 140 gol, kebololan 113 gol. Clean sheet 23 laga.
Mampukah Simon McMenemy memuaskan asa penggemar Garuda berprestasi seperti yang pernah dilakukan pada beberapa tim yang ditukanginya?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H