Sriwijaya FC lumayan menghela napas usai mengalahkan Mitra Kukar dalam laga Liga 1 Â pekan ke 33 yang berlangsung di Stadion Jakabaring, Palembang, Jum'at, 30 Nopember 2018 sore.
Kemenangan dengan skor 3-1 ini memiliki arti mereka naik ke posisi 15 klasemen, di atas zona degradasi. Dengan nilai 39 yang sama dengan Mitra Kukar, namun klub asal Kalimantan lebih baik dalam selisih gol dan berada di urutan ke 14.
Namun posisi Laskar Wong Kito belum aman. Karena di bawahnya masih ada Perseru Serui dengan sisa dua laga di posisi 16 dengan 36 angka, posisi ke 17 PS Tira, sisa dua dengan 36 poin. Dan yang paling berbahaya adalah PSMS Medan di dasar klasemen dengan 34 angka dan sisa dua laga.
Kemenangan atas Mitra Kukar, sekaligus juga menurunkan Perseru Serui ke tinta merah.
Laskar Wong Kito mengukir gol lewat Esteban Vizcarra di menit ke 21, Alberto Goncalves di menit ke 49, dan Jalilov di menit ke 79. Sementara gol balasan Mitra Kukar dicetak oleh Mauricio Leal di menit ke 45.
Perseru Serui akan berjuang di laga ke 33nya lawan Madura United FC pada Sabtu, 1 Desember 2018. Di hari ini, Persib Bandung juga akan berjuang menang lawan Persela Lamongan. Dengan posisi sekarang, Persib hanya mengincar posisi ketiga klasemen akhir dari sisa laga yang dimainkan, dengan catatan Indonesia mendapat jatah 3 klub yang berhak berlaga di Piala AFC.
Tim lain yang berlaga, PSMS lawan Persebaya, dan Persipura lawan PSIS. Mereka berjuang dengan motivasi masing-masing.
Dalam laga Liga 1 lainnya, Jum'at (30/11/2018) mempertemukan "derby" dua Kalimantan. Alhasil, Barito Putera menang tipis atas Borneo FC dengan skor 1-0, pekan ke 33 yang dihelat di Stadion 17 Mei, Banjarmasin.
Gol tunggal Barito Putera diciptakan oleh Samsul Arif di menit ke 84. Hasil ini menempatkan Barito Putera di posisi ketujuh dengan 46 angka. Sedangkan Borneo FC masih di posisi kelima dengan 48 angka. Baik Barito maupun Borneo masih menyisakan dua laga.
Pengaturan skor
Sementara itu, dalam isu yang beredar hangat soal pengaturan skor yang terjadi di kompetisi Indonesia, Sekretaris Jenderal PSSI Ratu Tisha Destria mengiyakan himbauan dari Kemenpora agar kasus pengaturan skor ini dilaporkan ke polisi. Dalam hal itu, Ratu Tisha mengatakan bahwa hal itulah yang dinantikannya. "Campur tangan dari Kemenpora dan PSSI inilah yang kami tunggu-tunggu" katanya (Jum'at, 30/11/2018). Ratu Tisha mengatakan, kerjasama antara Kemenpora dan PSSI bukan hanya soal development saja, tapi juga soal match fixing.
Isu pengaturan skor di laga Liga 1 dan 2 ini mendapat tanggapan dari berbagai pihak, di antaranya seperti yang dikemukakan oleh Gede Widiade selaku Direktur Persija Jakarta. Widiade mengemukakan dibutuhkan kerja nyata dari PSSI untuk memberikan hukuman tegas untuk memberantas match fixing.
Widiade juga menilai kasus match fixing adalah lumrah. Mencuat sebentar, lama-lama juga lupa. Hal tersebut dikarenakan tidak adanya tindakan tegas dari PSSI.
Kalangan lain menilai PSSI lambat dalam memroses serta menangani kasus match fixing ini, dan tidak segera melaporkan ke polisi.
Dalam hal ini Ratu Tisha mempunyai alasan, belum dilaporkannya kasus pengaturan skor ini ke polisi karena persidangan di PSSI belum selesai. Namun ia juga menyatakan kalau diperlukan dan soal itu melanggar hukum, ia pasti melaporkannya.
Lebih lanjut, Tisha juga mengatakan dasar hukumnya harus kuat, boleh saja orang menuduh. Kalau bukti tidak ada, dasar hukumnya juga tidak ada, makanya proses persidangan belum terjadi. "Apakah bisa ditangkap?" Untuk hal itu, menurutnya lagi PSSI sedang melakukan proses.
Dalam kelambanan itu, seharusnya PSSI mengaca pada UU Nomor 11 Tahun 1980 tentang pidana suap. Di situ sudah tertulis jelas soal kasus suap.
Wajah sepakbola tanah air semakin bopeng. Setelah Edy Rahmayadi yang dikecam karena gagal mengantarkan Indonesia berprestasi, terutama di ajang AFF Cup 2018. Kasus suporter yang fanatik, dsb. Kini juga adanya masalah pengaturan skor. Mau dibawa kemana persepakbolaan kita?Â
Anda mendukung "Edy out"?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H