Mohon tunggu...
Rudy W
Rudy W Mohon Tunggu... Lainnya - dibuang sayang

Ngopi dulu ☕

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Hidup adalah Pilihan

3 Juni 2018   10:40 Diperbarui: 3 Juni 2018   11:56 723
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menghadapi pilihan dalam hidup terkadang memang sulit. Tapi, semua harus kita tentukan. Sebab, tanpa diri sendiri yang mengarahkan pilihan mana yang akan diambil, bisa jadi banyak penyesalan yang akan datang akibat pilihan yang tak sesuai dengan harapan.

Alkisah, ada seorang pemuda tampan yang rajin bekerja dan terkenal ringan tangan menolong sesama.

Sayangnya, dia terkadang sulit melakukan beberapa pekerjaan. Sebab, ia terkendala karena memiliki kaki yang tidak normal, sehingga agak timpang saat berjalan. Ketidaknormalan ini telah dibawa sejak lahir. Untuk itu, ia membutuhkan sepasang sepatu yang harus dipesan khusus agar dia bisa berjalan layaknya orang normal.

Suatu kali, si pemuda mendatangi seorang pembuat sepatu yang terkenal. Setelah diukur dengan teliti, si paman pembuat sepatu berkata, "Anak muda, paman pasti buatkan sepasang sepatu yang nyaman dipakai dan kelak akan membuatmu berjalan layaknya orang normal. Nah, sambil paman persiapkan bahan-bahannya, silakan kamu pilih modelnya. Apakah berbentuk bulat di depan atau lancip seperti model sekarang?"

"Terima kasih, Paman. Saya sungguh berharap, sepatu yang dibuat Paman akan membantu saya untuk bisa berjalan layaknya orang normal. Mengenai modelnya... terserah Paman saja. Saya percaya Paman akan memilihkan yang terbaik?"

Selang dua minggu, sepatu pesanan pun akhirnya selesai dan diantar langsung ke rumah si pemuda. Si pemuda sangat senang. Sebab, ia sudah membayangkan akan mendapatkan sepatu idaman karena dibuatkan oleh seorang pembuat sepatu yang terkenal.

Namun, saat membuka kotak, si pemuda justru kaget. Ia takjub memandang sepasang sepatu di tangannya. Sungguh indah dan sangat halus buatannya! Tetapi, ada yang aneh dengan bentuk sepatu yang seharusnya sempurna itu.

Maka, dengan penasaran dia bertanya, "Paman, sepatu ini sungguh indah sekali. Tetapi kenapa modelnya berbeda antara sepatu yang kiri dengan yang kanan?"

Sambil tersenyum si paman menjawab, "Anak muda. Katamu waktu itu, modelnya terserah paman. Dan menurut paman, itu adalah model yang terbaik untukmu. Jika kamu merasa tidak cocok, itu adalah urusanmu.

Memang, kamu membayar mahal untuk mendapatkan sepatu ini. Tapi, karena kamu mengatakan terserah padaku, maka kurasa ini sepatu terbaik yang bisa kuberikan. Karena itu, ingatlah satu pesan paman ini.... Jika kamu tidak membuat keputusan dan menentukan pilihan, sama artinya kamu membiarkan orang lain yang akan memutuskan dan menentukan pilihan untukmu?"

Mendengar hal itu, si pemuda tersentak. Ia kaget pada penuturan sang pembuat sepatu. Rupanya, si pembuat sepatu meski seorang yang sederhana, namun kaya pengalaman.

Si pemuda mendapatkan pelajaran yang sangat berharga untuk hidupnya. "Terima kasih Paman. Ini adalah pelajaran yang luar biasa buat saya. Dan, sebagai pengingat, saya akan pajang sepasang sepatu ini di tempat yang mudah terlihat. Akan saya jadikan ini sebagai peringatan sepanjang hidup, yakni jika saya tidak bisa menentukan pilihan, maka orang lain yang akan membuat pilihan saya."

Benar, hidup adalah pilihan! 

Setiap hari kita harus memilih dan memutuskan sesuatu, entah itu bentuknya keputusan kecil atau pun target besar di kehidupan kita. Kadang sulit, kadang mudah. Kadang menyenangkan, kadang pula hal yang menyedihkan. Namun, apa pun keputusan yang kita pilih, sudah selayaknya kita sendiri yang menentukan.

Memang, kita hidup bersosialisasi dengan banyak orang. Maka, kita tak boleh egois dengan memilih sesuatu yang hanya menjadikan kesenangan kita. Namun sebaliknya, kita pun tak boleh sekadar ikut arus dengan apa yang menjadi opini orang lain. Semua pilihan, kita sendiri yang harus menimbang, mana yang baik dan mana yang buruk untuk dilakukan. Kalau pun ada masukan dari orang lain, keputusan tetap berada di tangan sendiri.

Karena itu, jika kita sudah berani menentukan pilihan, sesuai dengan selera dan keinginan kita, maka kita pun harus konsekuen, siap menerima semua risiko yang harus kita terima. Terlebih lagi, lebih kita harus siap memperjuangkan apa-apa yang menjadi pilihan kita untuk direalisasikan menjadi sukses yang nyata, persis seperti yang kita inginkan! Tentukan pilihan yang dirasa paling tepat dan perjuangkan! Niscaya, ada banyak hal yang akan mengantarkan kita pada berbagai pencapaian yang kita idamkan.

Salam sukses!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun