Bulan madu, lanjut Arum, juga merupakan saat yang tepat untuk memanjakan pasangan. Beri pasangan kejutan-kejutan kecil yang menyenangkan. Untuk para isteri, periksa dulu jadwal datang bulan, sebab bulan madu tanpa seks tentu akan hambar. Bagaimanapun, ini adalah fitrah Anda sebagai pasangan.
Kedua psikolog ini sepakat bahwa bulan madu kedua sebaiknya dijalani tanpa kehadiran anak.
"Bukan berarti anak mengganggu, namun apakah komunikasi yang intens dan waktu berkualitas untuk berdua dapat diperoleh dengan hadirnya anak saat bulan madu?" Â kata Arum.
"Yang mungkin terjadi adalah, pasangan akan tetap sibuk mengurus anak sehingga melewatkan tujuan utamanya. Simpanlah agenda bepergian bersama anak untuk liburan berikutnya. Saat ini adalah waktu untuk Anda berdua!" tegas Arum.
"Ingat, bulan madu berbeda dengan liburan keluarga di mana anak-anak ikut serta," Ajeng menimpali. "Lebih dari dua orang bukan bulan madu namanya. Bulan madu merupakan momentum menikmati saat-saat bersama hanya berdua seperti di awal mereka membentuk keluarga."
Lebih lanjut Ajeng menekankan, bulan madu tanpa mengajak anak bukan tanda egois.
"Akan lebih baik ketika pasangan suami-isteri bisa fokus dalam recharge keintiman dan memperkuat komunikasi selama beberapa hari atau bahkan seminggu. Ketika selesai, orangtua bisa kembali ke rumah dengan energi dan semangat baru," tandas Ajeng.
"Ingat, fondasi pernikahan adalah hubungan suami-isteri. Anak-anak akan bahagia ketika orangtua mereka tetap bersatu karena hubungan yang dijaga, dirawat, dan ditumbuhkan kembali. Selain fokus pada anak, hubungan suami-isteri pun perlu dijaga," ujar Ajeng.
Jika kesempatan berbulan madu kedua tidak dimanfaatkan dengan baik, akhirnya anak juga yang akan rugi. Sejatinya, bulan madu kedua ini bukan hanya untuk kebahagiaan suami-isteri, melainkan juga seluruh keluarga.
Selain kebersamaan secara fisik, Ajeng juga menyarankan agar Anda dan pasangan melakukan refleksi saat bulan madu kedua: selama ini apa saja yang sudah kalian lalui bersama, dan apakah Anda dan pasangan mempunyai tujuan baru?
Kalaupun tujuan-tujuan awal pernikahan sudah tercapai, semestinya ada tujuan lanjutan untuk semakin memperteguh ikatan pernikahan. Salah satu cara menyatukan kembali visi dan misi tujuan menikah misalnya meningkatkan ikatan emosional kedua pihak.