Mohon tunggu...
Rudy W
Rudy W Mohon Tunggu... Lainnya - dibuang sayang

Ngopi dulu ☕

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Perlukah Meminjam Uang dari Bank?

3 April 2018   11:22 Diperbarui: 5 April 2018   19:22 824
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi. (Tribun Pontianak/DESTRIADI YUNAS JUMASANI)

Nama saya Fitri, tinggal di Bogor, Jawa Barat.

Saya seorang ibu rumah tangga, memiliki 3 anak, yang terkecil berusia 10 tahun. Suami bekerja di sebuah perusahaan swasta dengan penghasilan cukup untuk kebutuhan sehari-hari. Setelah anak-anak mulai besar dan bisa bermain sendiri, saya sering kesepian di rumah. Untuk mengisi waktu luang, saya sering melakukan kegemaran saya, yaitu merangkai manik-manik yang dipadupadankan pada selendang, jilbab, tas, sepatu atau busana muslim.

Ternyata teman-teman di lingkungan arisan dan pengajian banyak yang menyukainya, sehingga saya sering mendapat pesanan dari mereka. Selama ini pesanan nyaris tidak pernah berhenti, bahkan di antara mereka telah bersedia menyalurkannya ke kenalan-kenalan mereka.

Bila sebelumnya saya menjahit selendang, tas dan baju muslim itu sendiri, sekarang saya lebih sering menyerahkannya pada dua kenalan yang mutu jahitannya baik. Saya hanya mengerjakan finishing saja, yaitu memasang manik-manik pada pesanan tersebut. Saya juga sering diminta mengisi berbagai bazar di kota saya, namun saya tolak, karena saya merasa tidak mampu memproduksi, selain tidak memiliki modal kerja yang cukup.

Melihat perkembangan kegiatan ini, saya berniat mengembangkan usaha ini. Suami dan anak-anak telah menyetujui, namun kendalanya saya tidak memiliki modal kerja. Saya mohon saran bagaimana mengatasi masalah ini. Perlukah saya pinjam ke Bank?

Terimakasih atas penjelasannya.

Hilda Fachriza, S.E., M.M., Pembina Usaha Kecil Mikro (UKM) Center Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, menjawabnya.

Anda memiliki kegemaran yang menguntungkan. Selain dapat mengisi waktu dengan menyenangkan, Anda juga bisa meningkatkan pendapatan rumah tangga. Mengingat banyak kenalan yang mengagumi hasil karya Anda dan berniat membelinya, keinginan mengembangkan hobi tersebut secara profesional perlu segera dilakukan.

Kendala yang Anda hadapi adalah ketidaktersediaan modal kerja, bukanlah hambatan. Hal ini dapat diatasi. Sebagai usaha baru yang akan dijalankan, saya sarankan memulainya dari skala kecil, sehingga modal kerja yang dibutuhkan pun tidak terlalu besar.

Modal kerja yang dibutuhkan dapat diperkecil jumlahnya bila Anda meminta uang muka pada para pemesan, minimum senilai biaya bahan baku yang diperlukan. Bila hal ini dilakukan, Anda nyaris tidak membutuhkan tambahan modal kerja, karena alat dan perlengkapan yang dibutuhkan telah Anda miliki.

Hal ini berlaku pula bagi penyalur produk. Katakan ada teman yang ingin menyalurkan produk sebanyak 20 unit, misalnya, mintalah ia menyerahkan uang pembelian bahan baku untuk sebanyak itu. Bila ia ternyata hanya mampu menjual 15 unit sampai waktu tertentu, ia boleh menukar 5 unit sisanya dengan produk baru yang Anda hasilkan, selama produk yang dikembalikan tidak rusak. Uang yang diserahkan kepada Anda tentunya senilai 15 produk yang terjual, dikurangi dengan uang muka yang telah dibayarkan sebelumnya. Produk yang tidak terjual oleh seorang penyalur dapat diserahkan pada penyalur lain yang mungkin mampu menemukan pembeli.

Niat Anda meminjam uang dari Bank tampaknya agak sulit terlaksana, mengingat pihak Bank biasanya hanya memberikan pinjaman pada usaha yang telah berjalan minimal satu tahun, dengan prospek usaha yang baik. Hal ini bertujuan meminimkan risiko, karena usaha yang baru berjalan relatif lebih riskan dibandingkan usaha yang telah mapan.

Bila Anda tetap membutuhkan tambahan modal kerja, kalau jumlahnya tak terlalu besar, dapat meminjam pada pihak keluarga atau teman dekat. Namun, walaupun Anda mengerti pihak tersebut memiliki kelebihan dana, Anda harus tetap mengembalikan uang pinjaman tersebut secepatnya. Akan lebih baik bila Anda memberikan tanda terima kasih minimal senilai bunga deposito agar pihak tersebut tidak merasa dirugikan, karena uang yang dipinjamkan tersebut dapat disimpan di Bank untuk mendapatkan bunga.

Selain itu Anda juga dapat menggunakan jasa lembaga keuangan lainnya. Bila Anda membutuhkan modal kerja tambahan dalam tempo relatif pendek, Anda dapat mencoba menggunakan jasa rumah gadai. Gadaikan harta yang sedang menganggur, misalnya perhiasan. Pilih rumah gadai yang resmi. Jangan terperangkap pada pihak yang menjalankan usaha gadai dengan bunga tinggi.

Atau, bila di lingkungan rumah atau pergaulan ada koperasi simpan pinjam, Bank pasar, atau BPR, Anda dapat mencoba meminjam dana dari pihak tersebut. Persyaratan yang diberikan relatif lebih mudah dan mengandalkan hubungan personal dibanding Bank komersial, sehingga memungkinkan penyaluran dana pada usaha yang baru berjalan sekalipun.

Demikian penjelasan saya. Semoga bermanfaat dan selamat menjalankan usaha!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun