Mohon tunggu...
Rudy Wiryadi
Rudy Wiryadi Mohon Tunggu... Akuntan - Apapun yang terjadi
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Mulai hari dengan bersemangat

Selanjutnya

Tutup

Tradisi

Cuma Ada Saat Ramadan, Intip Tradisi Bubur Harisah di Cirebon dan Mudhor di Tuban dengan Citarasa Khas Timur Tengah

1 April 2023   11:07 Diperbarui: 1 April 2023   11:17 997
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bubur Harisah (detik.com)

"Pembagian bubur ini sudah berlangsung sejak 1924 dari kakek saya. Saya generasi ketiga," kata Abdullah.

Abdullah yang dimaksud adalah seorang pria berusia 67 tahun yang siang itu terlihat sedang sibuk mempersiapkan segala sesuatunya untuk membuat bubur yang akan dibagikan untuk buka puasa kepada warga setempat.

Sembari ngabuburit, yu kita tengok kesibukan pria keturunan Arab itu di bulan Ramadhan ini.

Setiap bulan Ramadhan, masyarakat Cirebon, Jawa Barat, menantikan indahnya bulan suci ini, salah satunya dari pembagian secara gratis bubur Harisah.

Dalam pembuatan bubur Harisah itu, Abdullah yang tinggal di sebuah rumah besar berarsitektur kuno di Kelurahan Panjunan, Kecamatan Lemahwungkuk, Cirebon itu dibantu oleh dua orang saudara perempuannya yaitu Fatimah dan Aisyah.

Proses pembuatan bubur Harisah itu dimulai pukul satu siang. Setelah selesai, Abdullah mengemas penganan itu ke tempat-tempat khusus untuk siap dibagikan.

Memang di depan rumahnya ada Masjid Asy-syafi'i Bayasut. Bubur Harisah lalu dibagikan kepada jamaah masjid dan masyarakat sekitar.

Nama Masjid Asy-syafi'i Bayasut itu berasal dari nama kakek Abdullah yang bernama Syech Mohammad Islam Bayasut.

Ya, pembuatan bubur Harisah yang dibuat setiap bulan Ramadhan itu sudah dibuat oleh kakek Abdullah sejak tahun 1924.

Ali (52) salah seorang dari masyarakat yang rela antri untuk mendapatkan bubur Harisah itu mengatakan bubur Harisah memiliki citarasa tersendiri.

"Bumbunya khas Arab. Saya rela antre. Setiap bulan Ramadhan saya rindu bubur ini," katanya.

Ya, faktor keturunan Arab, tak pelak rempah-rempah yang menjadi pembuatan bubur Harisah ini menebarkan wangi rempah-rempah khas Arab dari bubur yang berwarna kecoklatan itu.

Secara kebetulan di televisi saya juga menyaksikan pembuatan tradisi pembuatan bubur untuk dibagikan secara gratis setiap bulan Ramadhan yang juga dilakukan oleh warga keturunan Arab.

Yaitu di Tuban, tepatnya di Masjid Mudhor di Kelurahan Sidomulyo, Kecamatan Tuban, Jawa Timur.

Pembuatan bubur yang disebut bubur Mudhor itu dilakukan oleh warga keturunan Arab di Kampung Arab.

Bubur Mudhor (suryatravel.tribunnews.com)
Bubur Mudhor (suryatravel.tribunnews.com)

Tradisi pembuatan bubur Mudhor oleh keturunan Arab di Kampung Arab itu sudah dilakukan sejak tahun 1937.

Namun sayang tradisi ini sempat terhenti dalam dua tahun terakhir terkait dengan mewabahnya Pandemi Covid-19.

"Kami ikut aturan. Sekarang digelar lagi," kata Habib Agil Abunumay, Rabu (29/3/2023) di Masjid Mudhor.

Sejatinya karena memang "Bubur Arab", antara Bubur Harisah di Cirebon dan Bubur Mudhor di Tuban seperti pinang dibelah dua, artinya mempunyai kesamaan.

Selain warnanya yang kecoklatan, proses pembuatannya sama.

Setelah beras menjadi lunak dan kental, maka rempah-rempah yang terdiri antara lain adas, jintan putih, lada, ketumbar, kayu manis, cengkeh, pala, kapulaga, daun pandan, serai, santan, salam, dicampurkan kedalam adonan beserta daging kambing yang direbus terpisah.

Yanti (40) seorang warga dari Kutorejo mengatakan dua tahun tidak digelar merasa bersyukur tradisi ini digelar lagi.

"Terobati kangen. Sekarang ada lagi," kata Yanti yang merupakan salah satu warga yang antre di Masjid Mudhor.

Di layar kaca itu terlihat seorang bapak sedang mengaduk-aduk adonan bubur dalam sebuah kuali yang besar.

Setelah jadi, si bapak menyiuk bubur dari kuali itu dan mengisinya ke mangkuk-mangkuk yang disodorkan oleh para warga.

Selamat menjalankan ibadah puasa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Tradisi Selengkapnya
Lihat Tradisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun