Mohon tunggu...
Rudy Wiryadi
Rudy Wiryadi Mohon Tunggu... Akuntan - Apapun yang terjadi
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Mulai hari dengan bersemangat

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Senayan Buka Suara, Guru Sekolah Dipecat Lantaran Tidak "Tunduk" Kepada RK, Layakkah?

17 Maret 2023   10:06 Diperbarui: 17 Maret 2023   10:18 407
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ridwan Kamil (m.tribunnews)

"Saya bukan pemimpin yang anti kritik. Kalau bercanda saya jawab juga dengan bercanda," kata Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil di Gedung Sate, Kamis (16/3/2023).

Pria yang disebut juga dengan RK itu angkat bicara soal seorang guru SMK di Cirebon bernama Muhammad Sabil yang diberhentikan pihak pengelola sekolah lantaran mengucapkan kata "maneh" yang ditujukan kepada pria yang akrab disapa Kang Emil tersebut.

Ridwan Kamil menghimbau pihak sekolah cukup memberikan peringatan saja kepada Sabil (34) jangan sampai memecatnya sebagai guru di sekolah swasta tersebut.

Kronologi dari kasus ini berawal dari Sabil yang mengomentari postingan Ridwan Kamil di akun pribadinya pada Selasa (14/3/2023).

Ridwan Kamil memposting saat dirinya secara daring sedang berkomunikasi dengan siswa-siswa SMP di Tasikmalaya.

Ridwan Kamil memberikan apresiasi atas upaya para siswa yang mengumpulkan dana untuk membelikan sepatu salah seorang teman mereka.

Pada saat itu Ridwan Kamil mengenakan jas berwarna kuning, warna kebesaran Partai Golkar.

Sabil menilai RK sudah membawa unsur politis.

Sabil lantas memberikan komentar,

"Maneh dalam posisi apa? Sebagai gubernur, kader partai, atau sebagai pribadi?"

Setelah itu, Ridwan Kamil mengirimkan DM ke akun lembaga sekolah dimana Sabil mengajar.

"Inikah guru? Guru seperti apa?" Tulis Ridwan Kamil.

Setelah menerima DM itu, pihak pimpinan sekolah menggelar rapat dan menghasilkan keputusan memecat Muhammad Sabil sebagai guru.

Mengapa demikian?

Kasus ini menjadi kebingungan tersendiri bagi mereka yang tidak mengerti bahasa Sunda.

Kata "maneh" yang diucapkan Sabil itu berarti "kamu" dalam Bahasa Indonesia nya.

Namun maneh ini bahasa kasarnya, yang biasa diucapkan oleh rekan-rekan di pergaulan sehari-hari.

Sejumlah pihak menilai tidak pantas mengucapkan kata maneh kepada seorang gubernur.

Seperti diketahui, bahasa Sunda itu mempunyai tingkatannya sendiri.

Mulai dari bahasa halus, kasar, dan sangat kasar.

Seperti contohnya bahasa halus dari maneh itu adalah anjeun.

Sedangkan bahasa yang sangat kasar dari maneh itu adalah sia atau silaing.

Sabil sendiri mengakui dia tidak ada maksud untuk tidak sopan. Dia menilai Ridwan Kamil merupakan sosok yang akrab dan supel dengan warganet.

Kasus ini sudah memancing reaksi dari berbagai kalangan termasuk dari anggota DPR RI Dede Yusuf yang sangat menyayangkan jika Sabil dipecat dimana dia akan kehilangan mata pencahariannya.

"Alangkah bijaksananya kalau gubernur mengembalikan pekerjaan Sabil karena sebagai guru dengan penghasilan kecil sangat menderita jika kehilangan pekerjaannya," kata Wakil Ketua Komisi X dari Fraksi Demokrat itu, Kamis (16/3/2023).

Dede Yusuf menilai kritik yang dilemparkan masyarakat itu hal yang wajar.

Dengan adanya kasus itu maka akan membuat masyarakat takut untuk mengkritik pemimpinnya.

Hal senada disampaikan oleh Syaiful Huda, Ketua Komisi X DPR RI.

"Dia harus dipulihkan lagi. Kita minta dia dipulihkan lagi. Saya kira RK tidak ada masalah ambil inisiatif (memulihkan status pemecatan)," kata Huda, Kamis (16/3/2023) kepada juru tinta.

Sikap kritis harus disikapi dengan bijak jangan sampai ada pemecatan.

Bagaimana menurut Anda sendiri apakah Sabil layak dipecat, diberi peringatan, atau bagaimana?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun