Mohon tunggu...
Rudy Wiryadi
Rudy Wiryadi Mohon Tunggu... Akuntan - Apapun yang terjadi
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Mulai hari dengan bersemangat

Selanjutnya

Tutup

Ramadan

Buka Puasa dengan Pempek, Mengapa Tidak?

16 Maret 2023   11:07 Diperbarui: 24 Maret 2023   17:33 852
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pempek (lifestyle.okezone.com)

Pempek, atau Pempek Palembang.

Nama ini sudah saya dengar sejak kecil.

Hingga saat ini saya masih bertanya-tanya dalam hati apakah makanan yang terbuat dari tepung dicampur ikan itu ada hubungannya empek empek.

Di keluarga Tionghoa, empek adalah sebutan untuk lelaki setengah baya Orang Cina.

Orang Tionghoa menyebut empek itu bermakna paman dalam Bahasa Indonesia nya.

Jadi empek-empek itu lelaki Tionghoa untuk sebutan makna lainnya.

Sebelum itu mari kita simak salah satu makanan yang saya gemari ini.

Dilansir dari media online, ternyata Pempek ini menjadi salah makanan olahan seafood terbaik di dunia.

Pempek mendapatkan skor 4,7 dan menduduki peringkat ke-4 makanan olahan terbaik di dunia versi Taste Atlas.

Para pengamat makanan mengetahui Taste Atlas ini adalah situs kuliner internasional asal Kroasia yang mengulas segala hidangan restoran autentik, bahan lokal, dan tradisional.

Puluhan ribu minuman dan makanan di seluruh dunia telah ditinjau oleh situs itu.

Di atas Pempek dari Indonesia, olahan makanan seafood Ceviche mixto dari Peru berada di peringkat ketiga.

Di peringkat kedua adalah Gambas al ajillo dari Spanyol. Sedangkan di peringkat pertama adalah Ameijoas a Bulhao Pato dari Portugal.

Sedangkan dibawah Pempek dari Indonesia adalah Sushi Maguro Nigiri dari Jepang di peringkat kelima.

Kata kunci "pempek" menjadi salah satu trending topic di Twitter, Rabu (15/3/2023).

Setelah melihat Twitter itu, saya menjadi kepingin tahu bagaimana sih sejarahnya makanan yang saya tahu sebagai "asli Palembang" itu?

Dinukil dari buku "Pempek Palembang Makanan Tradisional Propinsi Sumatera Selatan" kuliner yang terbuat tepung kanji atau tepung sagu dicampur dengan gilingan lembut daging ikan itu sudah ada pada abad ke-7 Masehi di jamannya Kerajaan Sriwijaya.

Seperti diketahui, Kerajaan Sriwijaya adalah salah satu kerajaan yang legendaris asal Palembang, Sumatera Selatan.

Dari prasasti Talangtuo diketahui jika tanaman sagu sudah ada di Palembang pada abad ke-7.

Di Ogan Komering Ilir, propinsi Sumatera Selatan pada saat itu ada masyarakat yang disebut sebagai suku Kayu Agung.

Suku asli Indonesia itu lantas melakukan barter dimana mereka mendapatkan ubi dan sagu.

Saat berlayar untuk melakukan perdagangan di tengah perjalanan mereka menangkap ikan.

Lantas kemudian mereka mencampurkan sagu dan ikan tadi sehingga menjadi sebuah makanan yang dijadikan bekal dalam perjalanan itu.

Konon kuliner yang terbuat dari sagu dan ikan itu banyak dijual oleh apek (sebutan lelaki Cina setengah baya) di jaman penjajahan Hindia-Belanda.

Mereka yang akan membeli kuliner itu kemudian memanggil si penjual.

"Pek, empek, sini saya mau beli," kata mereka.

Konon kejadian itulah yang menjadi cikal bakal olahan sagu dan ikan itu disebut dengan Pempek hingga sekarang.

Anda suka kuliner ini?

Untuk buka puasa ya...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun