Saat berlayar untuk melakukan perdagangan di tengah perjalanan mereka menangkap ikan.
Lantas kemudian mereka mencampurkan sagu dan ikan tadi sehingga menjadi sebuah makanan yang dijadikan bekal dalam perjalanan itu.
Konon kuliner yang terbuat dari sagu dan ikan itu banyak dijual oleh apek (sebutan lelaki Cina setengah baya) di jaman penjajahan Hindia-Belanda.
Mereka yang akan membeli kuliner itu kemudian memanggil si penjual.
"Pek, empek, sini saya mau beli," kata mereka.
Konon kejadian itulah yang menjadi cikal bakal olahan sagu dan ikan itu disebut dengan Pempek hingga sekarang.
Anda suka kuliner ini?
Untuk buka puasa ya...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H