Mohon tunggu...
Rudy Wiryadi
Rudy Wiryadi Mohon Tunggu... Akuntan - Apapun yang terjadi
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Mulai hari dengan bersemangat

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Faktor Mati Lebih Cepat Bukan Hanya Penyakit, tapi Juga Karena Tidak Bahagia, Benarkah?

17 Maret 2023   09:05 Diperbarui: 17 Maret 2023   09:18 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Umum diketahui dari hasil penelitian durasi tidur yang lebih sedikit atau terlalu banyak dari yang dianjurkan berisiko meningkatkan angka kematian yang lebih cepat.

Durasi bobo yang dianjurkan bagi orang dewasa adalah 6-8 jam setiap harinya.

Kurang dari 6 atau lebih dari 8 jam menjadi penyebab munculnya berbagai penyakit yang menuju kematian.

Itu baru dari segi fisiknya, namun dari segi psikis pun jalan menuju kematian bisa lebih cepat sampai.

Dilansir dari berbagai sumber, berikut kondisi kejiwaan yang menimbulkan risiko kematian yang lebih cepat:

Terlampau boros dan banyak utang

Tidak bahagia

Tidak suka bersosialisasi

Sebuah studi tahun 2015 yang digelar oleh BMC Public Health mendapatkan mereka yang hidupnya hanya tergantung dari gaji ke gaji berisiko mati lebih cepat daripada mereka yang punya penghasilan dari sumber lainnya.

Dalam artian, mereka yang tidak punya cadangan untuk dana darurat lebih cepat terserang penyakit kardiovaskular.

Kesedihan, dendam, kebencian, kemarahan, dan emosi negatif berkepanjangan merupakan kata lain dari "tidak bahagia".

John's Hopkins Medicine mengungkapkan semua ketidakbahagiaan itu memicu jantung Anda berdetak melonjak, tubuh melepaskan hormon kortisol, dan naiknya tekanan darah.

Itu yang menjadi penyebab penyakit jantung.

Kurang bersosialisasi disebutkan para ahli sama bahayanya dengan munculnya penyakit akibat merokok atau konsumsi minuman beralkohol.

Dengan kurangnya bersosialisasi, maka itu dapat meningkatkan orang berumur pendek sebesar 50 persen.

Pandemi Covid-19 beberapa waktu lalu memaksa orang untuk berdiam diri saja di rumah. Itu juga bentuk dari menyendiri, tidak bersosialisasi.

Sedangkan selain durasi tidur yang tidak sesuai dengan anjuran seperti yang sudah disebutkan di atas, penyakit orang berumur pendek secara fisik lainnya adalah:

Terlalu banyak duduk

Melewatkan sarapan

Terlalu banyak mengonsumsi daging olahan dan daging merah

Tidak suka makanan pedas.

Tentang faktor-faktor fisik yang menyebabkan umur pendek itu, silahkan Anda cari referensinya di blog-blog yang mengulas mengenai hal tersebut atau boleh juga dengan ChatGPT.

Sehubungan dengan bulan Ramadhan ini, maka tepatlah kiranya jika umat Muslim melakukan kewajiban ibadah puasa itu dengan sebaik-baiknya.

Di mana mereka tidak makan dan tidak minum dari waktu Imsak hingga Maghrib, juga menahan nafsu amarah yang negatif.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun