Mohon tunggu...
Rudy Wiryadi
Rudy Wiryadi Mohon Tunggu... Akuntan - Apapun yang terjadi
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Mulai hari dengan bersemangat

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Hari Bahasa Ibu, Melestarikan Bahasa Sunda Lewat "Pasanggiri Tarucing Cakra"

23 Februari 2023   12:08 Diperbarui: 23 Februari 2023   13:45 410
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Kegiatan ini berkaitan dengan Hari Bahasa Ibu. Kita gelar setiap tahun supaya masyarakat lebih mengenal lagi bahasa ibu," kata Ganjar Kurnia, Kepala Pusat Digitalisasi dan Pengembangan Budaya Sunda UNPAD.

Lebih lanjut Ganjar menjelaskan mayoritas pengikut Tarucing ini adalah pelajar SMP dan SMA. Tapi juga ada dari kalangan UNPAD yang terdiri dari para dosen, karyawan, umum, atau para pensiunan.

Mereka masing-masing menggunakan gawai mereka yang terlebih dahulu masuk ke dalam aplikasi yang sudah disediakan oleh panitia.

Peserta daring ada sekitar 1200 orang yang tersebar di seluruh Jawa Barat sedang peserta luring sekitar 200 orang.

"Acara ini bagus jadi kita lebih mengenal lagi bahasa ibu," kata Nasywa, seorang mahasiswi UNPAD jurusan sastra Sunda.

Dijadikannya tanggal 21 Pebruari (dimulai tahun 2008) ini berawal dari adanya peristiwa pembunuhan di Dhaka, Bangladesh, pada tanggal 21 Pebruari 1952 lantaran mereka memperjuangkan bahasa Bangli.

Sekjen PBB Kofi Annan yang menetapkannya berasal usulan dari seorang Bangli yang tinggal di Kanada bernama Rafiqul Islam.

Kofi Annan disurati oleh Rafiqul untuk mengambil langkah menyelamatkan bahasa ibu di dunia dari kepunahan.

Bahasa Ibu Anda apa?

Jangan malu ya menggunakan bahasa ibu, identitas "masa kecil" kita semua.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun