Mohon tunggu...
Rudy Wiryadi
Rudy Wiryadi Mohon Tunggu... Akuntan - Apapun yang terjadi
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Mulai hari dengan bersemangat

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Hari Bahasa Ibu, Melestarikan Bahasa Sunda Lewat "Pasanggiri Tarucing Cakra"

23 Februari 2023   12:08 Diperbarui: 23 Februari 2023   13:45 410
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
TTS Bahasa Sunda (detik.com)

Tidak banyak yang tahu, jika tanggal yang baru saja kita lewati, yaitu 21 Pebruari merupakan Hari Bahasa Ibu Internasional atau International Mother Language Day.

Bahasa Ibu ini bukan bermakna ibu yang nyerocos ngomong yang tak keruan dan tidak dimengerti.

Bahasa Ibu disini sebagai perbandingannya adalah bahasa nasional.

Bahasa nasional adalah bahasa persatuan yang digunakan untuk saling berkomunikasi antara satu suku dengan suku lainnya di dalam suatu negara.

Seperti bahasa nasional kita adalah Bahasa Indonesia.

Sesuai dengan kaidahnya "ibu", bahasa ibu adalah bahasa pertama yang dimengerti dan digunakan seseorang (anak) di dalam lingkungan keluarga.

Ibu adalah sosok yang paling dekat dengan seorang manusia. Beliau lah yang paling mengerti masalah kita, paling memahami, dan paling menyayangi kita sebagai anaknya.

Apa bahasa ibu Anda?

Banyak sekali bahasa ibu di negara kita ini.

Bukan dalam artian bahasa daerah. Ada lebih dari 820 bahasa daerah di Nusantara kita ini dari Sabang sampai Merauke.

Boleh jadi salah satu dari mereka merupakan bahasa ibu Anda dan memang mayoritas.

Namun bahasa ibu di negara kita bisa juga bahasa Cina, Arab, India, Inggris, Belanda, dan sebagainya.

Demikian juga berlaku di negara-negara di seluruh dunia.

Dengan ditetapkannya Hari Bahasa Ibu Internasional itu bermakna menjaga kelestarian bahasa ibu itu dari kepunahan.

Terkadang banyak yang malu menggunakan bahasa "masa kecilnya" itu.

Tidak banyak yang tahu pula, cukup banyak mereka yang merayakan Hari Bahasa Ibu Internasional ini dengan menggelar berbagai acara atau perlombaan.

Seperti salah satunya di wilayah Jawa Barat.

Dalam rangka memperingati Hari Bahasa Ibu Internasional pada tahun 2023 ini Universitas Padjadjaran (UNPAD) Bandung punya gawe.

Pusat Digitalisasi dan Pengembangan Budaya Sunda UNPAD menggelar Pasanggiri Tarucing Cakra.

Apabila kita sekarang mengenal apa yang disebut dengan TTS (Teka-teki Silang) yang sering kita lihat hadir di koran-koran nasional.

Maka TTS dalam bahasa Sunda inilah yang dimaksud dengan Pasanggiri Tarucing Cakra seperti yang sudah disebutkan di atas.

"Kegiatan ini berkaitan dengan Hari Bahasa Ibu. Kita gelar setiap tahun supaya masyarakat lebih mengenal lagi bahasa ibu," kata Ganjar Kurnia, Kepala Pusat Digitalisasi dan Pengembangan Budaya Sunda UNPAD.

Lebih lanjut Ganjar menjelaskan mayoritas pengikut Tarucing ini adalah pelajar SMP dan SMA. Tapi juga ada dari kalangan UNPAD yang terdiri dari para dosen, karyawan, umum, atau para pensiunan.

Mereka masing-masing menggunakan gawai mereka yang terlebih dahulu masuk ke dalam aplikasi yang sudah disediakan oleh panitia.

Peserta daring ada sekitar 1200 orang yang tersebar di seluruh Jawa Barat sedang peserta luring sekitar 200 orang.

"Acara ini bagus jadi kita lebih mengenal lagi bahasa ibu," kata Nasywa, seorang mahasiswi UNPAD jurusan sastra Sunda.

Dijadikannya tanggal 21 Pebruari (dimulai tahun 2008) ini berawal dari adanya peristiwa pembunuhan di Dhaka, Bangladesh, pada tanggal 21 Pebruari 1952 lantaran mereka memperjuangkan bahasa Bangli.

Sekjen PBB Kofi Annan yang menetapkannya berasal usulan dari seorang Bangli yang tinggal di Kanada bernama Rafiqul Islam.

Kofi Annan disurati oleh Rafiqul untuk mengambil langkah menyelamatkan bahasa ibu di dunia dari kepunahan.

Bahasa Ibu Anda apa?

Jangan malu ya menggunakan bahasa ibu, identitas "masa kecil" kita semua.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun