Mohon tunggu...
Rudy Wiryadi
Rudy Wiryadi Mohon Tunggu... Akuntan - Apapun yang terjadi
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Mulai hari dengan bersemangat

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Larangan Berpakaian Hijau di Pelabuhan Ratu, Sekadar Mitos?

23 Februari 2023   10:06 Diperbarui: 23 Februari 2023   10:37 720
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nyai Roro Kidul (indozone.com)

Pantai Pelabuhan Ratu merupakan salah satu destinasi wisata dari sekian banyaknya destinasi wisata yang ada di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.

Saya sendiri cukup sering mendatangi pantai selatan Jawa Barat yang terletak sekitar 60 kilometer dari Kota Sukabumi itu, terutama di cuti panjang Hari Raya IdulFitri.

Lalulintas sangat ramai di sekitar Pelabuhan Ratu yang lalu lalang menjadikan macet yang padat di liburan Lebaran.

Di liburan Lebaran tahun yang lalu, saya beserta sanak saudara juga ke Pelabuhan Ratu.

"Jangan pake baju hijau, bahaya," kata saudara saya.

Daripada ada apa-apanya, kami semua memang tidak mengenakan pakaian hijau.

Mitologi yang sudah lama beredar menyebutkan mereka yang berpakaian hijau akan ditelan oleh Nyai Roro Kidul, sang penguasa Pantai Selatan.

Entah benar atau tidak mitologi itu bahwa orang yang berpakaian hijau di pantai selatan Jawa akan mengalami kecelakaan.

Namun sebisa mungkin kami tak pernah mengenakan pakaian berwarna hijau kalau ke Pelabuhan Ratu atau pantai selatan Jawa lainnya.

Suhendi (55), seorang warga Pelabuhan Ratu mengatakan dari dulu hingga sekarang entah secara kebetulan atau tidak banyak orang yang terseret arus dan tenggelam mereka  yang mengenakan pakaian berwarna hijau.

"Secara kebetulan banyak pengunjung tenggelam mereka berpakaian hijau. Warna hijau konon warna kesukaan Nyai Roro Kidul, penguasa laut Selatan," katanya, Selasa (14/2/2023).

Lebih lanjut Suhendi menceritakan sosok Nyai Roro Kidul sebanyak ini memang identik dengan mengenakan pakaian berwarna hijau.

Baik dalam lukisan, film-film, juga berdiri di lautan duduk di kereta kuda berpakaian serba hijau.

"Nah itulah mitos yang beredar dari situ. Orang yang berpakaian hijau diambil rohnya dan dibawa ke kerajaan pantai selatan. Saya sendiri tidak mempercayai itu," lanjutnya.

Senada, Ketua Adat Pajajaran Anyar Pelabuhan Ratu, Firman Nirwan Boestoemi, mengatakan kondisi tersebut hanya mitos saja yang berkembang turun-temurun sejak dulu di Pelabuhan Ratu.

"Mitos orang berpakaian hijau itu sebenarnya tidak ada. Juga ada mitos orang Bandung tidak boleh berenang di pantai karena akan celaka. Banyak korban hal tersebut karena kecerobohan saja," kata Nirwan.

Seharusnya mereka memperhatikan simbol bahaya dari penjaga pantai kapan akan adanya arus gelombang menuju pantai yang ganas.

Artinya harus menuruti petunjuk dari penjaga pantai, ada bendera tanda bahaya yang sebaiknya jangan diabaikan begitu saja.

Nirwan menambahkan warna hijau itu simbol tumbuh-tumbuhan dan kesejukan.

Bahkan warna hijau merupakan warna yang paling disukai Rasulullah SAW.

Ya, warna hijau menjadi warna dominan ketika kita melihat lukisan yang berona islami.

Baik itu lukisan mesjid, atau dalam kartu-kartu ucapan selamat Hari Raya IdulFitri, warna kulit ketupat, dan sebagainya.

Namun ada juga peringatan di pantai selatan lainnya bahwa mereka yang berkunjung ke pantai dilarang mengenakan pakaian hijau. 

Karena mereka akan dijadikan budak atau tentara Nyai Roro Kidul.

Salah satu kisah dari penguasa laut Selatan Nyai Roro Kidul yang beredar, dulunya konon ada seorang putri dari Kerajaan Sunda yang diguna-guna oleh ahlinya atas perintah saingan putri di istana.

Tubuh Nyai jadinya menderita penyakit kulit yang menjijikkan. Dan Nyai melarikan diri ke pantai selatan.

Sang putri lantas menceburkan diri ke pantai yang berombak ganas dan penyakit sang putri menjadi sembuh.

Para lelembut lantas menobatkan Nyai menjadi penguasa laut Selatan dan menjadi legendaris hingga kini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun