Gareth Southgate (theguardian.com)
Pelatih Timnas Inggris di Piala Dunia 2022, Gareth Southgate, gagal memenuhi harapan para pendukung The Three Lions untuk berbicara banyak di Piala Dunia 2022 Qatar.
Gareth Southgate gagal mengantarkan The Three Lions ke babak semifinal menyamai pencapaiannya di edisi 2018 lalu.
Pada waktu itu Inggris mencapai semifinal namun gagal ke partai puncak. Inggris juga pada akhirnya hanya menduduki peringkat keempat setelah dalam perebutan tempat ketiga kalah dari Belgia.
Oleh karenanya, seperti para pelatih lainnya yang gagal mengantarkan timnya berbicara banyak di Piala Dunia 2022, mereka dipecat, atau mengundurkan diri.
Di perempatfinal, Inggris disingkirkan Perancis dengan skor 1-2.
Southgate sebenarnya ingin tetap bertahan sebagai tukang di Three Lions, namun apakah dia dipecat oleh FA (Football Association)?
Namun pada akhirnya juru bicara FA, membacakan surat keputusan CEO FA, Mark Bullingham.
"Kami suka untuk menginformasikan bahwa Gareth Southgate tetap dipertahankan untuk memimpin Timnas Inggris di Piala Eropa 2022. Kami mendukung penuh," demikian pernyataan CEO FA Mark Bullingham.
Bagaimana pun Southgate dipertimbangkan kontribusinya dalam mengantarkan Inggris menembus semifinal Piala Dunia 2018.
Southgate juga mengantarkan The Three Lions ke partai puncak Piala Eropa 2020 kendati pada akhirnya kalah dari Italia di final lewat drama adu penalti.
Ya, itulah pertimbangan mengapa Gareth Southgate masih diberi kepercayaan memimpin Inggris di Piala Eropa 2024 yang bakal digelar di Jerman.
Dalam kariernya sebagai pemain, pria kelahiran Watford, Inggris, 3 September 1970 (52) itu selain menjadi pemain Timnas Inggris (kurun 1995-2004), Southgate juga berseragam tim-tim seperti Middlesbrough, Aston Villa, dan Crystal Palace.
Sedangkan kariernya sebagai pelatih, selain Timnas senior The Three Lions, juga Inggris U-21 dan Middlesbrough.
Kontrak Southgate sebagai pelatih Timnas Inggris sendiri akan habis pada akhir tahun 2024 nanti.
Sebagai pemain, di Piala Eropa 1996 Southgate gagal menjalankan tugasnya sebagai eksekutor dalam adu penalti di semifinal melawan Jerman.
Tendangannya dapat diamankan kiper Jerman. Sedangkan eksekutor Jerman selanjutnya, Andreas Moller, berhasil.
Dengan demikian Inggris hanya nyaris ke partai puncak. Southgate yang menjadi penyebabnya.
Peristiwa itu yang selalu menghantui kehidupan, seperti apa yang sering diungkapkan oleh Southgate sendiri.