Jerman menjadi salah satu tim unggulan di Piala Dunia 2022 ini bersama dengan tim-tim seperti Brasil, Argentina, Inggris, atau Perancis.
Tapi celakanya Die Mannschaft justru harus angkat koper lebih cepat setelah hanya mampu finis di peringkat ketiga Grup E dengan 4 poin. Sama dengan Spanyol, namun selisih gol Jerman lebih buruk (+1) daripada Spanyol (+6).
Sedangkan Jepang menjadi pemuncak dengan 6 poin.
Setelah kalah di laga perdananya dari Jepang dengan skor 1-2, Jerman bermain imbang dengan Spanyol. Dan di laga terakhirnya, Die Mannschaft menang 4-2 atas Kosta Rika pada laga yang digelar di Al Bayt Stadium, Jum'at (2/12/2022).
Dua gol Kosta Rika oleh Juan Pablo Vargas dan Yeltsin Tejeda. Sedangkan Jerman oleh Niklas Fullkrug dan Kai Havertz (2).
Namun kemenangan itu menjadi sia-sia setelah Jepang pada saat yang berbarengan mencetak gol kedua yang kontroversial melawan Spanyol yang dimenangkan Samurai Biru dengan skor 2-1.
Kaoru Mitoma mengoper bola yang menjadi gol oleh Ao Tanaka. Setelah melihat tayangan VAR, wasit mengesahkan gol tersebut.
Andai saja Jepang bermain imbang 1-1 dengan Spanyol, maka Jerman yang lolos karena unggul selisih gol.
Kegagalan ini merupakan sejarah paling kelam persepakbolaan Jerman sepanjang sejarah Piala Dunia yang digelar sejak 1930 atau 92 tahun yang lalu.
Ini adalah untuk pertama kalinya Jerman terhenti di fase grup dalam dua edisi Piala Dunia secara beruntun. Di Piala Dunia 2018, Jerman bahkan menjadi juru kunci grup.
Terlepas dari sejarah persepakbolaan Jerman, Inggris menilai hasil buruk Die Mannschaft itu sebagai karma atas apa yang terjadi 12 tahun yang lalu di Piala Dunia 2010 Afrika Selatan dimana pada saat itu Frank Lampard mencetak gol hantu.
Pada waktu itu Inggris sebagai runner-up Grup C bertemu Jerman sebagai juara Grup D di 16 besar.
Peluang kedua tim untuk maju ke babak selanjutnya sama-sama terbuka lebar melihat penampilan mereka di fase grup.
Jerman pada waktu itu sudah unggul 2-0 di 33 menit pertama. Lewat gol yang diciptakan oleh Miroslav Klose di menit ke 21 dan Lukas Podolski di menit ke 33.
Berada di atas angin membuat Jerman lengah dan Inggris mencuri gol di menit ke 38 lewat sundulan Matthew Upson. 1-2 Inggris memperkecil ketinggalan.
Dua menit berselang sebenarnya Inggris menyamakan kedudukan menjadi 2-2. Namun gol dari Frank Lampard tidak disahkan wasit yang memimpin jalannya pertandingan.
Tendangan Lampard dari luar kotak penalti membentur tiang atas gawang lalu memantul ke bawah kemudian kiper Manuel Neuer menangkapnya.
Jelas dalam tayangan ulang, bola yang membentur ke tanah sudah melewati garis gawang dan harusnya masuk.
Tapi wasit Jorge Larrionda tidak mensahkan gol itu.
Setelahnya, Inggris secara psikologis kehilangan kemampuan mengontrol jalannya laga.
Oleh karenanya, Jerman mencetak dua gol tambahan di menit ke 68 dan 71 yang menjadikan skor akhir menjadi 4-1 untuk Jerman.
Gol hantu itulah kemudian yang menjadi cikal bakal diterapkannya teknologi garis gawang hingga saat ini untuk melihat secara pasti apakah bola sudah masuk melebihi garis gawang.
Harian The Sun memuat sejumlah pernyataan sukacita fans Inggris atas kegagalan Jerman di Piala Dunia 2022.
Gol hantu Lampard terbalaskan...
Keadilan untuk gol tahun 2010...
Mari kita saksikan sepakan Lampard lagi di 2010...
Karma atas gol Lampard...
Keadilan untuk Lampard...
Dan sebagainya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H