Mohon tunggu...
Rudy Wiryadi
Rudy Wiryadi Mohon Tunggu... Akuntan - Apapun yang terjadi
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Mulai hari dengan bersemangat

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Terkuak, Mengapa Bank Selalu Menanyakan Nama Ibu Kandung Sebagai Sandi Keamanan

19 November 2022   11:07 Diperbarui: 19 November 2022   13:03 1054
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Ya, masih," jawab saya.

"Oke saya bantu mengaktifkan kembali kartu ATM Anda. Bisa digunakan lagi setelah tiga hari," kata sang operator.

Benar saja, setelah balik ke Jakarta dan melihat catatan PIN yang benar, saya langsung mencoba kartu debit untuk mengambil uang dari mesin ATM. Berhasil.

Setelah membaca artikel di internet hasil Googling seperti yang disebutkan di atas, memang disitu dijelaskan kalau masih ingat PIN nya maka Bank dapat langsung mengaktifkan kembali lewat telepon.

Tapi kalau sudah lupa, maka kita harus datang ke kantor Bank yang bersangkutan untuk dibuatkan kartu ATM yang baru.

Mengapa nama ibu kandung yang selalu ditanyakan Bank. Bukan nama ayah kandung?

Seperti diketahui, ibu kandung adalah ibu yang melahirkan kita. Beliau lah orang yang paling dekat dengan kita di antara yang lainnya.

Jika ayah menikah lagi dengan wanita yang lainnya, maka ibu kandung adalah tetap ibu yang melahirkan kita.

Seorang pakar IT dari University of Columbia, Profesor Stephen Bellovin mengatakan bahwa pertanyaan "siapa nama ibu kandung?" Untuk keamanan sudah ada sejak tahun 1882 di perbankan.

Pada masa itu nama ibu kandung merupakan nama yang paling rahasia dan jarang orang mengetahuinya.

Kalau seorang wanita sudah menikah maka dia akan menggunakan nama suaminya di belakang nama depannya, dan akan digunakan selama hidupnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun