Mohon tunggu...
Rudy Wiryadi
Rudy Wiryadi Mohon Tunggu... Akuntan - Apapun yang terjadi
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Mulai hari dengan bersemangat

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Benggol dan Bonggol di Jawa, "Sabda Alam" di Kekinian Sudah Pudar?

25 Oktober 2022   11:07 Diperbarui: 25 Oktober 2022   11:27 309
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Raja dan Permaisuri (grid.id)

Hal tersebut lantaran karena gundik hanyalah isteri sampingan, atau bukan isteri sebenarnya yang "asli" yaitu permaisuri.

Namun hal itu, tidak menyebabkan anak raja (lelaki) yang berasal dari gundik nya tidak mempunyai warisan sebagai pengganti kedudukan raja nantinya setelah meninggal.

Kalau Anda sering membaca, maka kerap kita jumpai kalimat jika yang naik menjadi raja menggantikan ayahnya adalah anak (lelaki) dari seorang gundik.

Dalam regulasi adat Jawa anak laki-laki yang bisa menjadi raja. Perempuan tidak.

Barangkali ini yang kita kenal sebagai diskriminasi terhadap kaum hawa. Hak kaum wanita dibedakan dengan prianya.

Namun tak pelak, para wanita yang dijadikan selir oleh sang raja itu merasa bangga dapat mendampingi sang penguasa saat beristirahat atau menghibur kala duka lara.

Dengan menjadi selir, maka selain bangga, kaum wanita juga dijamin kehidupannya, mendapatkan harta yang banyak mengingat kekayaan sang penguasa.

Raden Wijaya yang dikenal sebagai pendiri sekaligus raja pertama (1293-1309 Masehi) dari kerajaan legendaris Majapahit menurut babad Nagarakartagama, dia memperistri empat orang, putri dari Kertanegara, raja pamungkas Kerajaan Singasari.

Sedangkan menurut babad Pararaton, Raden Wijaya menikah hanya dengan dua orang putri dari Kertanegara, dan memiliki seorang putra yang bernama Jayanagara.

Sedangkan dari gundiknya, Raden Wijaya mempunyai dua orang putri.

Dalam babad Jawa dikatakan bahwa seorang laki-laki itu baru lengkap jika sudah mempunyai benggol dan bonggol.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun