Mohon tunggu...
Rudy Wiryadi
Rudy Wiryadi Mohon Tunggu... Akuntan - Apapun yang terjadi
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Mulai hari dengan bersemangat

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Penggunaan Media Sosial Berlebihan Mengakibatkan Depresi, Ini Penjelasannya

20 Oktober 2022   11:07 Diperbarui: 20 Oktober 2022   12:33 205
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seperti gambaran umumnya pengguna media sosial itu mereka yang berusia muda, maka para peneliti juga merekrut milenial yang berusia 18-30 tahun sebanyak 988 orang.

Partisipan diminta mengisi kuisioner masalah apa yang dialami, waktu penggunaan medsos, dan tipe karakter seseorang.

Didapatkan, semua tipe karakter manusia mengalami depresi setelah penggunaan medsos.

Dr. Lisa W. Coyne mengatakan mencegah depresi akibat penggunaan media sosial tak semudah apa yang kita bayangkan.

Note: Dr. Lisa W. Coyne yang dimaksud adalah seorang asisten profesor psikologi di Harvard Medical School.

Manusia bisa saja mengatakan untuk mencegah depresi dengan cara membatasi penggunaan medsos.

Tapi pada kenyataannya media sosial itu hadir untuk kita, untuk perhatian kita. Sehingga terus berinteraksi dengannya.

Bagi yang sudah kecanduan dengan platform kekinian itu, perlu adanya niat yang kuat untuk merasakan ketidaknyamanan akibat dilepaskannya medsos itu dari keseharian.

Cara yang paling nyata untuk itu adalah dengan misalnya beres-beres rumah, berjalan kaki, membaca buku, menelepon teman, dan sebagainya.

Tak dapat dipungkiri jika media sosial ini apakah dalam bentuknya Facebook, Twitter, Instagram, Snapchat, dan sebagainya itu merupakan salah satu inovasi seiring dengan perkembangan teknologi pada umumnya di segala bidang.

Jika pada jaman dulu masyarakat berkumpul hanya dalam lingkungan sebatas kampung, desa, atau kota saja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun