Tidur (cnnindonesia.com)
Apa yang kerap saya lakukan ini cocok dengan hasil penelitian yang mengatakan bahwa berolahraga beberapa saat sebelum tidur maka kita akan mendapatkan tidur yang berkualitas di malam harinya.
Hasil penelitian menyebutkan berolahraga dengan intensitas sedang maksimal satu jam sebelum tidur dapat membuat kita tidur nyenyak.
Studi terbaru yang dimuat di European Journal of Sports Science tahun 2020 dan studi lain sebelumnya yang dimuat di jurnal "Effects of Evening Exercise on Sleep in Healthy Participants" (2019) bertolak belakang dengan anggapan yang beredar selama ini bahwa berolahraga sebelum tidur itu akan mengganggu kualitas tidur seseorang.
Dua studi dilakukan oleh para peneliti.
Studi pertama, sebanyak 19 orang dibagi kedalam 2 kelompok. Kelompok pertama diminta melakukan aktivitas ringan 30 menit sebelum waktunya tidur, sedangkan kelompok kedua tidak melakukan aktifitas apapun.
Ditemukan kemudian kedua kelompok itu tidak mengalami gangguan tidur apapun setelahnya.
Studi yang kedua, sebanyak 28 orang yang ditugaskan untuk melakukan olahraga satu jam sebelum tidur dianalisa oleh tim peneliti. Hasilnya, kualitas tidur mereka lebih baik, mereka dapat beristirahat dengan nyaman.
Ya, siapa pula yang tidak menginginkan istirahat yang nyaman dan tidur yang nyenyak berkualitas. Setelahnya, pada waktu bangun tidur keesokkan harinya tubuh kita akan terasa segar dan menyambut hari baru dengan semangat.
Dari sana dapat disimpulkan bahwa olahraga dengan intensitas ringan atau sedang maksimal satu jam sebelum tidur dapat membuat kualitas tidur seseorang meningkat.
Secara ilmiah mengapa terjadi demikian, dapat dijelaskan ketika berolahraga maka suhu tubuh seseorang akan meningkat. Sesudahnya suhu tubuh akan menurun. Nah, di saat inilah maka mata akan mengantuk.
Pandangan sebagian pihak yang mengatakan berolahraga sebelum tidur itu mengganggu kualitas tidur bisa benar adanya karena intensitas olahraganya itu berat.
Alih-alih ingin tidur pulas, dengan berolahraga berat justru dapat merusak kualitas tidur.
Olahraga intensitas ringan sampai sedang yang dianjurkan untuk supaya tidur nyenyak itu di antaranya adalah berenang santai, bersepeda santai, jalan kaki, stretching, dan yoga.
Apa yang disimpulkan oleh para peneliti dari hasil studi mereka itu cocok dengan apa yang saya alami.
Di sore hari setelah ada waktu usai bekerja di kantor, sekitar jam 5 an saya sering jalan kaki santai hanya dengan maksud untuk refreshing atau istilahnya "cari angin" lepas kesibukan yang mendera.
Sekitar satu jam jalan-jalan, di rumah mata akan mulai mengantuk.Â
Namun waktu tidur sehari-harinya saya atur adalah jam 9-9.30 malam WIB.
Hal tersebut dimaksudkan agar dapat bangun tidur keesokkan harinya pada pukul 05.30-6.00 WIB untuk persiapan agar tidak mepet ke kantor.
Karena waktu tidur yang baik untuk kesehatan seperti yang dianjurkan para pakar adalah 7-9 jam per harinya untuk orang dewasa.
Makanya, mata memang sudah mengantuk pada sekitar jam 19.30 apalagi setelah makan malam.
Solusinya, adalah ditunggu saja mata mengantuk sampai waktunya tidur jam 9.
Kekecualian, jika ada siaran langsung olahraga di televisi yang penting dan baru selesai di atas jam 9.30, misalnya jam 10 atau jam 11. Maka terpaksa pada saat itu, tidur sesudahnya.
Durasi tidur yang baik ini disesuaikan dengan usia seseorang. Semakin tinggi usianya maka semakin sedikit durasi tidur yang diperlukan.
Sebagai contoh, usia muda (18-25) durasinya adalah 7-9 jam, di atas usia 65 tahun durasinya 7-8 jam per hari.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H