Jordi Amat dan Sandy Walsh (bola.okezone.com)
"Marc Klok contohnya, dulu dia pemain Belanda kini main di Timnas Indonesia. Itu bagus, tapi ya jangan banyak-banyak," kata Gijs de Jong kepada para wartawan sembari tertawa.
Gijs de Jong yang dimaksud, Sekretaris Jenderal KNVB (Koninlijke Nederlandse Voetbalbond) alias PSSI nya Belanda, menanggapi soal banyaknya pemain Belanda atau yang berdarah Indonesia dinaturalisasi untuk memperkuat Timnas Indonesia.
Seperti sering diberitakan pelatih Timnas Indonesia panik untuk menghadapi sejumlah ajang sepakbola penting yang bakal dilakoni. Mulai dari kelompok usia, misalnya untuk Piala Dunia U-20 2023 yang digelar di Indonesia.
Tentunya kita tidak hanya ingin menjadi penggembira saja. Atau untuk Piala AFF 2022 dan Piala Asia 2023.
Setelah Marc Klok, yang teranyar Jordi Amat dan Sandy Walsh baru saja selesai proses naturalisasi nya. Kini sudah resmi menjadi WNI.
Kurang yakin dengan kemampuan lokal mantan pelatih Timnas Korea Selatan itu masih mengincar beberapa pemain lainnya terutama dari Belanda untuk dinaturalisasi guna persiapan Piala Dunia U-20 2023.
Keinginan mantan pemain Ksatria Taeguk itu pun mendapatkan dukungan dari Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan.
Bahkan Shin berterimakasih kepada PSSI dan pemerintah yang mendukung keinginannya, terutama yang baru saja yaitu Sandy Walsh dan Jordi Amat.
"Yang untuk U-20 sudah saya ajukan ke Ketum PSSI. Beliau sudah mengatakan akan membantu agar prosesnya lebih cepat," katanya.
Bukan semata-mata berasal dari Belanda, banyak pemain berdarah Indonesia lainnya dari luar negeri Kincir Angin itu yang potensial membantu Timnas Indonesia untuk diperkuat.
Namun setuju dengan apa yang dikatakan Sekjen Asosiasi Sepakbola Belanda itu, jangan banyak-banyak.
Kalau banyak-banyak justru nantinya akan muncul persoalan baru yaitu pemain mana yang akan dipakai?
Lalu dengan demikian, apakah pemain lokal tidak dipercaya lagi?
Oleh karenanya, Shin Tae-yong harus benar-benar selektif untuk memilih. Jangan nanti Timnas Indonesia dijuluki "asing semua".
Belum tentu juga mereka bermain seperti apa yang diharapkan. Namun atmosfer dan pengalaman merumput di Eropa menjadi nilai tambah mereka yang bisa menular kepada para pemain lainnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H