Mohon tunggu...
Rudy Wiryadi
Rudy Wiryadi Mohon Tunggu... Akuntan - Apapun yang terjadi
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Mulai hari dengan bersemangat

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Bergabung di Grup Mudah Fase Grup, Belanda Mampu Hapus Stigma "Juara Tanpa Mahkota"?

22 Agustus 2022   11:07 Diperbarui: 22 Agustus 2022   11:10 223
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Timnas Belanda (sport.detik.com)

Tak terasa, tinggal hitungan tiga bulan lagi dari sekarang, kita para pecinta sepakbola sudah tiba di perhelatan terakbar sedunia, yaitu Piala Dunia 2022.

Putaran final Piala Dunia FIFA ke 22 ini akan digelar di benua Asia, yaitu di Qatar, yang menurut rencana pada 20 Nopember hingga 18 Desember 2022.

Kendati masih belum benar-benar bersih dari kondisi Pandemi Covid-19, akan tetapi yang namanya pesta bola terbesar seperti biasanya semakin mendekati maka para pecinta sepakbola di seluruh dunia akan semakin demam, termasuk di Indonesia.

Gelaran kali ini akan diikuti oleh 32 peserta yang dalam babak penyisihan nya dibagi kedalam 8 grup dari A hingga H.

Menarik disimak salah satu profil peserta Piala Dunia kali ini, yaitu Timnas Belanda.

Tak pelak tim yang dijuluki Tim Oranye itu menjadi salah satu yang paling disorot, apakah kini mereka dapat menghapus stigma "juara tanpa mahkota" yang disandangnya.

Tak pelak, Timnas Belanda juga banyak penggemar favoritnya selain di negaranya sendiri tentunya. Juga di negara-negara yang secara historis ada hubungannya dengan negara kincir angin tersebut.

Salah satunya di Indonesia.

Cukup banyak para pemain yang berkiprah di sana berdarah Indonesia, terutama dari Maluku. Bahkan tidak sedikit pula dalam sejarahnya, para pemain dari Maluku itu menjadi pemain Timnas.

Bahkan pada saat gelaran Piala Eropa yang terakhir, warga Maluku begitu antusias mendukung Belanda menjadi suporternya. Bahkan ketika Tim Oranye berjaya, mereka konvoi turun ke jalan merayakan kemenangan.

Dalam sejarah, banyak warga Maluku yang pindah dan menjadi warga negara kincir angin tersebut.

Pada masanya banyak warga Maluku yang menjadi anggota KNIL atau tentara kerajaan Belanda.

Beruntung dalam drawing kali ini Belanda masuk dalam grup mudah.

Belanda berada di Grup A bersama dengan Senegal, Ekuador, dan tuan rumah Qatar.

Sangat sulit bagi Timnas dari negara manapun untuk bisa mencapai babak perempatfinal, semifinal, atau menjadi finalis.

Namun Timnas Belanda berhasil melakukannya bahkan sampai tiga kali. Yaitu pada tahun 1974, 1978, dan 2010 finalis.

Namun di ketiga edisi tersebut Tim Oranye belum pernah juara, mereka selalu menjadi runner-up. Itulah cikal bakal Belanda dijuluki sebagai "juara tanpa mahkota".

Pada final tahun 1974 yang digelar di Stadion Olimpiade, Munchen, Belanda kalah 1-2 dari Jerman Barat.

Ajang tersebut menciptakan lahirnya salah satu legenda dunia Johan Cruyff yang terkenal dengan total football nya.

Belanda unggul dulu di menit kedua lewat titik putih yang dieksekusi oleh Johan Neeskens.

Empat tahun kemudian, di final Piala Dunia 1978 Belanda kali ini kalah 1-3 dari Argentina pada laga yang digelar di Estadio Monumental, Buenos Aires, Argentina.

Sedangkan di final 2010 yang digelar di Stadion Soccer City, Johannesburg, Afrika Selatan, kali ini Tim Oranye keok 0-1 Spanyol. 

Andres Iniesta yang mencetak gol tunggal di final itu didaulat sebagai pemain terbaik Piala Dunia 2010.

Upaya menghapus stigma "juara tanpa mahkota" nampaknya akan berjalan mulus di fase grup.

Belanda diprediksi banyak pengamat akan lolos ke 16 besar.

Bukan hanya sampai disitu tim Oranye juga akan bisa melaju lebih jauh di babak knock-out ini. Belanda sering menembus hingga semifinal.

Nasib sial dialami tim Oranye pada edisi Piala Dunia yang lalu dimana pada edisi 2018 yang digelar di Rusia, mereka bahkan gagal ke putaran final.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun