Pada tahun 2020 dan 2021 turnamen ini absen lantaran merebaknya Pandemi Covid-19.
Di final edisi 2019 yang dihelat di Kazan, Rusia Indonesia menundukkan Cina dengan skor 3-1.
Tiga poin Indonesia itu masing-masing diraih dari ganda putri Febriana Dwipuji Kusuma/Putri Syaikah yang menundukkan Li Yi Jing/Nan King dengan skor 16-21, 25-23, dan 21-13.
Putri Kusuma Wardani (tunggal putri) yang menundukkan Zhou Meng dengan skor 21-18 dan 21-17.
Ganda putra Leo Rolly Carnando/Daniel Marthin yang menang atas Feng Yan Zhe/Lin Fang Ling dengan skor 21-18, 18-21, dan 21-11.
Sedangkan Cina merebut satu poin dari tunggal putra Liu Liang yang menundukkan Bobby Setiabudi dengan skor 17-21, 21-17, dan 20-22.
Sejarah pun tercatat, untuk pertama kalinya junior Indonesia merebut Piala Suhandinata ini.
Piala Suhandinata ini diambil dari nama orang Indonesia Suharso Suhandinata yang berkecimpung di dunia bulutangkis.
Suharso Suhandinata juga dikenal sebagai orang yang berhasil menyatukan dua kutub bulutangkis dunia yaitu IBF dan WBF menjadi WBF (World Badminton Federation) saja seperti yang kita kenal sekarang ini.
Suhandinata jugalah yang berhasil membujuk nama Sudirman menjadi Piala Sudirman, lambang supremasi bulutangkis beregu campuran.
Pada edisi 2019, Malaysia untuk pertama kalinya tersingkir di fase grup sejak turnamen ini digelar pada tahun 2000.