Leo/Daniel (sports.sindonews.com)
Malaysia mengalami mimpi buruk lagi di Piala Suhandinata.
Piala Suhandinata adalah lambang supremasi bulutangkis beregu junior yang sejak tahun 2007 digelar setahun sekali.
Suhandinata Cup tahun ini akan dihelat di Santander, Spanyol, dari 17-22 Oktober 2022.
Drawing menghasilkan juara bertahan Indonesia berada di Grup A bersama dengan Malaysia, Latvia, dan Swedia.
Tim Indonesia yang diunggulkan di tempat pertama berpeluang besar untuk lolos ke babak knock-out.
Sebanyak 38 negara dibagi kedalam 8 grup, dari Grup A B C D E F G dan H.
Yang berhak mendapatkan tiket ke babak selanjutnya (perempatfinal) adalah masing-masing juara grup.
Sejak digelar pada tahun 2000 Cina merupakan tim yang paling banyak menjuarai turnamen ini yaitu sebanyak 13 kali.
Termasuk Cina, tercatat hanya ada empat negara yang pernah mengangkat trofi turnamen ini, yaitu Korea Selatan 2 kali (tahun 2006 dan 2013), Indonesia satu kali (2019) dan Malaysia satu kali (2011).
Pada tahun 2020 dan 2021 turnamen ini absen lantaran merebaknya Pandemi Covid-19.
Di final edisi 2019 yang dihelat di Kazan, Rusia Indonesia menundukkan Cina dengan skor 3-1.
Tiga poin Indonesia itu masing-masing diraih dari ganda putri Febriana Dwipuji Kusuma/Putri Syaikah yang menundukkan Li Yi Jing/Nan King dengan skor 16-21, 25-23, dan 21-13.
Putri Kusuma Wardani (tunggal putri) yang menundukkan Zhou Meng dengan skor 21-18 dan 21-17.
Ganda putra Leo Rolly Carnando/Daniel Marthin yang menang atas Feng Yan Zhe/Lin Fang Ling dengan skor 21-18, 18-21, dan 21-11.
Sedangkan Cina merebut satu poin dari tunggal putra Liu Liang yang menundukkan Bobby Setiabudi dengan skor 17-21, 21-17, dan 20-22.
Sejarah pun tercatat, untuk pertama kalinya junior Indonesia merebut Piala Suhandinata ini.
Piala Suhandinata ini diambil dari nama orang Indonesia Suharso Suhandinata yang berkecimpung di dunia bulutangkis.
Suharso Suhandinata juga dikenal sebagai orang yang berhasil menyatukan dua kutub bulutangkis dunia yaitu IBF dan WBF menjadi WBF (World Badminton Federation) saja seperti yang kita kenal sekarang ini.
Suhandinata jugalah yang berhasil membujuk nama Sudirman menjadi Piala Sudirman, lambang supremasi bulutangkis beregu campuran.
Pada edisi 2019, Malaysia untuk pertama kalinya tersingkir di fase grup sejak turnamen ini digelar pada tahun 2000.
Hal tersebut karena secara mengejutkan Malaysia keok 2-3 dari Hongkong. Negeri Jiran akhirnya finis di peringkat ke 9.
Ingin balik lagi ke setidaknya melangkah babak gugur, namun apa daya Malaysia yang pada edisi tahun ini diunggulkan di posisi ke 12 harus satu grup dengan Indonesia yang diunggulkan di tempat teratas.
Mimpi buruk lagi bagi mereka?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H