Mohon tunggu...
Rudy Wiryadi
Rudy Wiryadi Mohon Tunggu... Akuntan - Apapun yang terjadi
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Mulai hari dengan bersemangat

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Bulan Baik, Banyak Orang yang Menikah di Bulan Syawal, Apa Alasannya?

19 Mei 2022   09:04 Diperbarui: 19 Mei 2022   09:15 210
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Menikah di bulan Syawal (viva.co.id)

Eh ujan gerimis aje ...

Ikan teri diasinin ...

Eh Empo' jangan menangis aje ...

Bulan Syawal dikawinin ...

Masih ingat syair lagu Betawi yang dinyanyikan oleh Benjamin Suaeb dan Ida Royani itu?

Lagu itu menjadi salah satu lagu yang populer dari daerah Betawi.

Konon di dalam bulan Syawal banyak orang yang melakukan pernikahan.

Mengapa mereka memilih bulan Syawal untuk menikah, tidak bulan-bulan lainnya?

Kondisi menikah di bulan Syawal ini "secara khusus" dirujuk kepada mereka yang beragama Islam.

Kaitannya tentunya karena bulan Syawal ini adalah bulan baru atau tahun baru dalam kalender Islam. Dimana sudah kita ketahui bersama, tanggal 1 dan 2 Syawal diperingati sebagai Hari Raya IdulFitri atau Lebaran.

Konon ada anggapan menikah di bulan Syawal ini nantinya bakal membawa keberkahan tersendiri dalam kehidupan rumah tangga ke depannya.

Menikah bagi Islam adalah sebagai kelengkapan dari agama dan iman.

Namun benarkah ada keberkahan tersendiri bagi mereka yang menikah di bulan Syawal? Tidak dengan bulan-bulan lainnya?

Anggapan menikah di bulan Syawal barangkali berasal dari "tauladan" Nabi Muhammad SAW dimana beliau juga melangsungkan pernikahannya di bulan Syawal.

Nabi Muhammad bahkan menikahi istrinya Aisyah RA pada bulan Syawal. Untuk menghapus tradisi orang-orang Arab Quraish yang berpandangan menikah di bulan Syawal itu tabu.

Beliau menampik anggapan bahwa menikah di bulan Syawal itu tabu hukumnya.

Pada masa jahiliah, orang-orang Quraish di Arab berpandangan bahwa menikah dan berhubungan badan di bulan Syawal itu sebagai tanda kesialan dan pantangan.

Inilah yang lantas ditampik oleh Nabi Muhammad, seperti apa yang dikatakan oleh Mufti Addin, seorang pejabat Penyuluh Agama Islam Kementerian Agama Surakarta.

"Tidak ada aturannya menikah di bulan apa saja, semua bulan adalah baik di hadapan Allah," kata Mufti.

Munculnya pantangan menikah di bulan Syawal itu kemungkinan muncul dari anggapan bahwa di bulan Syawal ini umat Islam baru saja merayakan hari kemenangan atau Hari Raya IdulFitri (tanggal 1 dan 2 Syawal).

Oleh karenanya tidak baik untuk menikah kemudian melakukan hubungan badan di bulan ini.

Mereka yang berpandangan menikah di bulan Syawal itu baik mereka melakukan tauladan yang dilakukan Rasulullah yang bahkan menikah di bulan Syawal.

Di suku-suku tertentu bahkan ada yang beranggapan bahwa menikah di bulan-bulan tertentu nantinya akan membawa keberkahan tersendiri ke depannya. 

Seperti di masyarakat Jawa, Sunda, atau Cina.

Sulaiman an-Nadawi dalam bukunya yang berjudul "Aisyah" menjelaskan mengapa orang-orang Quraish Arab itu beranggapan bahwa menikah di bulan Syawal sebagai suatu pantangan.

Hal tersebut dikarenakan penyakit kolera (pada masa itu) terjadi di bulan Syawal. Jadi tidak baik.

Ya banyaknya orang Indonesia yang menikah di bulan Syawal lantaran selain menggenapkan agama (setelah IdulFitri) juga mengikuti Sunnah Rasulullah.

Ada hadits nya yang cenderung menganjurkan agar umat Muslim melangsungkan pernikahan di bulan Syawal ini.

Selain bulan Syawal, dikutip dari berbagai sumber, bulan-bulan lainnya yang baik untuk melangsungkan pernikahan menurut Islam adalah bulan Rabiul Awal, bulan Syaban, bulan Dzulhijjah, dan bulan Muharram 

Tentunya dengan alasan-alasan tertentu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun