Kaitannya tentunya karena bulan Syawal ini adalah bulan baru atau tahun baru dalam kalender Islam. Dimana sudah kita ketahui bersama, tanggal 1 dan 2 Syawal diperingati sebagai Hari Raya IdulFitri atau Lebaran.
Konon ada anggapan menikah di bulan Syawal ini nantinya bakal membawa keberkahan tersendiri dalam kehidupan rumah tangga ke depannya.
Menikah bagi Islam adalah sebagai kelengkapan dari agama dan iman.
Namun benarkah ada keberkahan tersendiri bagi mereka yang menikah di bulan Syawal? Tidak dengan bulan-bulan lainnya?
Anggapan menikah di bulan Syawal barangkali berasal dari "tauladan" Nabi Muhammad SAW dimana beliau juga melangsungkan pernikahannya di bulan Syawal.
Nabi Muhammad bahkan menikahi istrinya Aisyah RA pada bulan Syawal. Untuk menghapus tradisi orang-orang Arab Quraish yang berpandangan menikah di bulan Syawal itu tabu.
Beliau menampik anggapan bahwa menikah di bulan Syawal itu tabu hukumnya.
Pada masa jahiliah, orang-orang Quraish di Arab berpandangan bahwa menikah dan berhubungan badan di bulan Syawal itu sebagai tanda kesialan dan pantangan.
Inilah yang lantas ditampik oleh Nabi Muhammad, seperti apa yang dikatakan oleh Mufti Addin, seorang pejabat Penyuluh Agama Islam Kementerian Agama Surakarta.
"Tidak ada aturannya menikah di bulan apa saja, semua bulan adalah baik di hadapan Allah," kata Mufti.
Munculnya pantangan menikah di bulan Syawal itu kemungkinan muncul dari anggapan bahwa di bulan Syawal ini umat Islam baru saja merayakan hari kemenangan atau Hari Raya IdulFitri (tanggal 1 dan 2 Syawal).