Bulan Mei 2022 memang bulanannya "keagamaan". Tak pelak ada tiga peristiwa yang berhubungan dengan agama di "bulan Purnama Sidhi" ini.
Umat Muslim yang mayoritas di Indonesia merayakan Idul Fitri 1443 Hijriah pada 2 dan 3 Mei, kemudian umat Buddha memperingati Trisuci Waisak 2566 BE pada Senin (16/5).
Dilanjutkan kemudian oleh umat Kristiani yang memperingati Kenaikan Isa Al-Masih pada Kamis (26/5).
Jadi bulan ini bisa juga disebut sebagai bulannya "Yaqut Cholil Qoumas" (Menteri Agama RI yang sekarang).
Bulan Mei tahun ini juga terasa sangat berkesan bagi saya pribadi. Semua "hari agama" itu ada kaitannya.
IdulFitri adalah hari yang sangat dinanti-nantikan semua masyarakat Indonesia. Mereka libur panjang di masa-masa itu.
Ibu saya sendiri beragama Buddha, bahkan ketika kecil saya sering ikut ibu beribadah di vihara. Sanak saudara dari pihak ibu juga mayoritas beragama Buddha. Bahkan bibi adalah seorang bikhuni (pendeta wanita Buddha).
Di KTP saya sendiri beragama Kristen, di masa dewasa beribadah di gereja.
Ajaib memang sosok Siddharta Buddha Gautama ini, tokoh sentral umat pemeluk agama Buddha di seluruh dunia ini.
"Hari Buddha" ini dikatakan Trisuci lantaran Hari Raya Waisak ini memperingati tiga peristiwa suci, yaitu lahirnya Pangeran Siddharta, Pangeran Siddharta mencapai kesempurnaan, dan wafatnya Sang Buddha Gautama. Pada hari yang sama!
Waisak sendiri merupakan salah satu nama bulan di India. Yakni bulan kelahiran Siddharta Buddha Gautama, bulan yang dalam perkembangannya menjadi bulan yang sangat istimewa bagi umat Buddha dimana Buddha lahir, sempurna, dan wafat.
Pangeran Siddharta lahir pada tahun 623 SM, mencapai kesempurnaan agung pada usia 35 tahun (588 SM). Dan Sang Buddha Gautama wafat dalam usia 80 tahun pada tahun 543 SM.
Hari Raya Waisak ini disebutkan dengan Vesak di Srilanka, Singapura, dan Malaysia. Inggris mengenalnya sebagai Vesak Day. Thailand dengan Visakha Bucha.
Kata Waisak ini berasal dari bahasa Sansekerta Waishakha. Orang Pali di India menyebutnya Wesakha.
Ya, itulah sebabnya "Hari Buddha" ini ditambahkan Trisuci di depannya.
Buddha Gautama mendapatkan Empat Kebenaran Mulia setelah mencapai Penerangan Sempurna tuntas bersemedi dibawah pohon Bodhi (sejenis pohon beringin) yang ada di India.
Empat Kebenaran Mulia itu adalah Dukkha, Dukkha Samudaya, Dukkha Niroda, dan Dukkha Nirodha Gamini Patipada Magga.
Dukkha (bahasa Sansekerta) artinya duka atau penderitaan dalam Bahasa Indonesia. Memang kata duka dalam Bahasa Indonesia itu merupakan kata serapan dari bahasa Sansekerta.
Kenyataan memang ada Dukkha.
Kenyataan ada penyebab Dukkha.
Kenyataan Dukkha bisa dilenyapkan.
Kenyataan menuju akhir Dukkha.
Dukkha adalah apa yang kita alami seperti sakit jasmani (batuk, sakit gigi, sakit kepala, nyeri sendi, dan sebagainya). Dukkha bisa juga timbul karena patah hati, ditinggalkan sang kekasih, kemalangan, tidak mencapai apa yang diinginkan, kecewa, dan sebagainya.
Munculnya Dukkha itu ada sebabnya. Ada keterkaitannya.
Salah satu sabda kebijakan Buddha yang terkenal adalah "Kesunyataan (kenyataan) itu adalah lahir, tua, sakit, dan mati".
Di Indonesia sendiri ditemukan empat tempat yang biasa digelar tradisi untuk merayakan Trisuci Waisak ini setiap tahunnya.
Yaitu di Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah. Kirab Agung Amisa Puja di Yogyakarta. Di Candi Mendut, Magelang. Dan Festival Candi Muaro di Jambi.
Perayaan yang terbesar adalah di Candi Borobudur. Perayaan Trisuci Waisak di salah satu 8 keajaiban dunia itu dihadiri juga oleh umat Buddha dari mancanegara (Thailand, dan sebagainya).
Selamat Hari Raya Trisuci Waisak 2566 BE bagi umat Buddha dan yang merayakannya.
Semoga semua makhluk berbahagia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H