Namun terbukti kalah dari Vietnam, bagaimana bisa merealisasikan mimpi menjadi "Raja Asia Tenggara"?
Kendati para pemain yang turun di perhelatan bangsa-bangsa Asia Tenggara ini mayoritas pemainnya berusia di bawah 23 tahun. Hal itu bisa menjadi tolok ukur kekuatan sepakbola Indonesia dan Asia Tenggara seluruhnya.
Selain Vietnam, masih ada musuh-musuh yang harus ditaklukkan untuk menjadi Raja itu, realistis mereka adalah Thailand, Malaysia, atau Singapura.
Kendati di Piala AFF 2020 yang lalu Timnas Indonesia menjadi runner-up di bawah Thailand. Namun itu tidak menjamin jika Indonesia menjadi "Raja kedua" dibawah Thailand.
Kondisi masih sangat labil.Â
Ironis memang, realistis ingin menjadi Raja ASEAN, Indonesia malah dibantai Vietnam.
Apalagi Shin Tae-yong mengadakan pelatnas U-23 ini di Korea Selatan, bahkan sampai-sampai mengorbankan FIFA Match Day beberapa waktu yang lalu demi lebih fokus berjaya.
Biaya yang dikeluarkan PSSI untuk training center di negeri ginseng itu tidaklah sedikit. Pengorbanan yang sia-sia.
Harga mahal bahkan hanya menghasilkan kekalahan yang memalukan. Bagaimana Shin Tae-yong?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H