Baju Tui-khim itu biasanya digunakan sepadan dengan bawahannya celana panjang.
Laki-laki Tionghoa di Indonesia sering mengenakan Tui-khim ini pada abad ke 20 untuk aktivitas sehari-hari.
Karena sering bergaul dan membaur dengan masyarakat Indonesia asli, maka masyarakat Indonesia itu ikut-ikutan mulai mengenakan baju Tui-khim itu.
Seperti misalnya di Betawi, masyarakat "Sunda Kelapa" itu mulai ikut-ikutan mengenakan baju Tui-khim yang mana mereka menyebutkannya dengan Baju Tikim. Yang mirip dengan Baju Koko yang biasa digunakan untuk ke mesjid.
Di Jawa ada baju yang mirip dengan Baju Koko ini yang disebut dengan Baju Surjan.
Ciri khas Baju Surjan ini adalah kainnya panjang meluncur di bagian depan dan belakang.
Surjan diiringi juga dengan blangkon digunakan pada Hari Raya IdulFitri atau sembahyang.
Ciri khas Surjan ini adalah berlengan panjang dengan kerah tegak. Hal tersebut konon atas rekayasa dari Sunan Kalijaga.
Semula berlengan pendek, Sunan Kalijaga merubahnya menjadi lengan panjang.
Jadi Baju Koko berasal dari kata "koko", sebutan laki-laki Tionghoa di Indonesia yang menggunakan Baju Tui-khim.
Selamat Hari Raya IdulFitri 1 Syawal 1443 H. Minal Aidin Wal Faidzin. Mohon maaf lahir dan batin.