Memang benar kata "mudik" itu berasal dari kata udik yang dalam bahasa Sunda dan Betawi udik ini berarti kampung atau desa pinggiran.
Mudik atau pulang ke kampung halaman ini berkonotasi pulang kampung pada Hari Raya, Hari Raya IdulFitri atau Natal.
Sumber menyebutkan mudik atau pulang kampung ini berawal dari masa Kerajaan Majapahit.
Seperti diketahui, Majapahit merupakan kerajaan terbesar yang pernah hadir di Nusantara. Kekuasaannya meliputi bukan saja di Nusantara bahkan mencapai Asia Selatan dan Madagaskar di Pantai Timur Afrika.
Dengan demikian Raja Majapahit lantas menempatkan masing-masing perwakilannya di masing-masing wilayah kekuasaannya itu.
Pada waktu-waktu tertentu, mereka pulang ke kampung halaman, yaitu di Trowulan, ibukota Kerajaan Majapahit untuk menghadap sang Raja.
Sedangkan istilah mudik sendiri menjadi trending pada tahun 1970-an yaitu pada masa pemerintahan Soeharto, Presiden ke 2 RI.
Apa sebabnya?
Seperti diketahui, Presiden Soeharto mempunyai kelebihan tersendiri yaitu membangun negara, hingga Soeharto dijuluki "Bapak Pembangunan".
Seiring dengan itu, pemerintahan Orde Baru mulai melakukan dan menumbuhkan pusat-pusat pertumbuhan di kota-kota besar terutama Jakarta, juga Bandung, Medan, atau Surabaya.
Dengan demikian pusat-pusat pertumbuhan itu mendorong "orang-orang kampung" berangkat ke kota untuk mencari nafkah.
Lama tinggal di kota maka muncullah rasa rindu kampung halaman atau homesick. Lantaran sebelumnya mereka lama berkumpul dengan keluarga dan kerabatnya di kampung.
"Rindu tentunya. Mereka menanti libur panjang untuk berkumpul kembali dengan sanak keluarga nya di kampung," kata Prof Heddy Shri Ahimsa-Putra, seorang Antropolog dari UGM (Universitas Gadjah Mada), Selasa (27/4/2022).
Prof Heddy menambahkan ramainya mudik di Indonesia ini pada saat IdulFitri. Berbeda dengan di Eropa dan Amerika dimana mereka ramai mudik pada saat Natal dan Thanksgiving.
"Mudik kini bukan sekedar pulang kampung, tetapi juga sebagai ajang pamer keberhasilan di kota untuk ditunjukkan kepada sanak kerabatnya di kampung," tambah Heddy.
Mereka bangga dan ingin menunjukkan bahwa mereka sudah berhasil secara ekonomi.
Tak lengkap rasanya IdulFitri tanpa mudik. Mudik bagi masyarakat Indonesia sudah menjadi keharusan yang tidak boleh dilewatkan untuk berkumpul dengan sanak keluarga di kampung halaman tercinta.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H