Mohon tunggu...
Rudy Wiryadi
Rudy Wiryadi Mohon Tunggu... Akuntan - Apapun yang terjadi
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Mulai hari dengan bersemangat

Selanjutnya

Tutup

Tradisi Pilihan

Ketupat Berasal dari Kata "Ngaku Lepat" atau "Laku Papat", Ini Maknanya

19 April 2022   11:07 Diperbarui: 19 April 2022   11:09 1938
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Luberan bermakna luber atau melimpah. Melimpah dalam artian berbahagia atau dalam hal kepunyaan finansial yang diperoleh dari THR misalnya.

Di masa luberan inilah waktu yang tepat untuk berbagi rejeki dengan mereka yang membutuhkan.

Leburan bermakna lebur atau melebur artinya segala kekhilafan sudah lebur atau hilang karena sudah saling memaafkan.

Sedangkan laburan bermakna menjadi suci dan bersih lagi lahir dan batin di Hari Raya IdulFitri itu.

Laburan berasal dari kata labur atau kapur. Zat kapur berfungsi untuk memutihkan dinding supaya jernih. 

Ya, itulah harapannya, mereka menjadi putih, jernih dan suci kembali di Hari Raya IdulFitri.

Ketupat yang disebut juga dengan kupat oleh masyarakat Jawa dan Sunda itu berasal dari abad ke 15 dan 16 di masa-masa Sunan Kalijaga syiar Islam.

"Sunan Kalijaga menjadikan ketupat sebagai filosofi Jawa yang berpadu dengan nilai keislaman," kata sejarawan Universitas Padjadjaran Bandung, Fadly Rahman.

Sunan Kalijaga dikenal dalam sejarah sebagai salah satu dari sembilan wali atau Wali Songo, yaitu sembilan wali penyebar agama Islam di Pulau Jawa.

Fadly Rahman yang dimaksud di atas selain seorang sejarawan dari Universitas Padjadjaran Bandung, dia juga penulis buku yang berjudul "Jejak Rasa Nusantara: Sejarah Makanan Indonesia".

Fadly Rahman tak memungkiri ketupat ini berasal dari masa pra-Islam. Sunan Kalijaga memadukan akulturasi Hindu pada nilai keislaman.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Tradisi Selengkapnya
Lihat Tradisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun